Startup teknologi di bidang manajemen transportasi, Transporta, berkolaborasi dengan Operator Logistik Indonesia (OLI) dalam meningkatkan daya saing pelaku usaha distribusi barang di Indonesia.
Salah satunya adalah dengan mendorong digitalisasi yang dilakukan bersama pelaku usaha di sektor logistik barang yang tergabung dalam OLI.
Emma Hartono selaku Co-Founder dan COO Transporta mengatakan bahwa digitalisasi merupakan realitas yang tidak dapat dihindari oleh para pelaku industri.
Kemajuan sektor teknologi saat ini telah membuat semua pebisnis mentransformasi bisnisnya ke sektor digital agar dapat meningkatkan daya saing dengan menjangkau target pasar secara lebih masif.
“Peluang sektor logistik di Indonesia juga semakin besar, terutama setelah terjadinya pandemi COVID-19. Hal itu karena pandemi telah mengubah perilaku orang dalam bertransaksi dengan lebih banyak berbelanja secara online yang membutuhkan sektor logistik untuk pengiriman barang,” jela Emma.
Menurutnya, kolaborasi Transporta dengan OLI ini juga dilakukan di tengah tantangan agar para pelaku usaha di sektor logistik bisa lebih mengoptimalkan peluang yang muncul dari aspek digital.
“Kolaborasi ini juga mewakili visi Transporta dalam mendorong efisiensi manajemen transportasi berbasis digital di Indonesia. Saat ini, Transporta juga sedang membangun jaringan usaha, salah satunya melalui kerja sama dengan OLI yang keanggotaannya cukup besar di Indonesia. Kami meyakini bahwa kombinasi antara literasi digital yang sedang kami jalankan dengan jejaring yang luas akan memberikan economic multiplier effect, sehingga menjadi suatu konsep economic sharing yang memberikan dampak bagi seluruh pelaku industri logistik di Indonesia,” papar Emma.
Adapun kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (memorandum of understanding) antara Transporta dan OLI di Jakarta, pada Jumat, 17 Desember 2021, dalam acara Kopdar Logistik 2021.
Melalui kolaborasi ini, Transporta dan OLI bisa menjadi lokomotif dari transformasi digital di sektor logistik Indonesia dalam meningkatkan daya saing pelaku industri, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah.
Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, pengguna internet di Indonesia saat ini sudah mencapai 202 juta orang dengan nilai ekonomi digital mencapai US$45 Miliar atau setara Rp632 triliun.
Angka itu diperkirakan akan terus tumbuh hingga Rp1.700 triliun pada 2025 mendatang. Data itu menunjukan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Arus barang sejak pandemi pada 2020 juga terus meningkat hingga 40% pada 2021 ini.
Menurut Bayu Tranggono selaku Ketua Umum OLI, kebutuhan digitalalisasi sektor logistik di Indonesia merupakan aspek krusial dalam meningkatkan skalabilitas para pelaku usaha.
“Hal itu tidak lain karena pelaku usaha logistik kecil dan menengah di Indonesia masih mengandalkan operasional bisnis secara manual. Sekitar 85% dari anggota komunitas OLI juga tercatat masih melakukan pencatatan secara manual, baik dalam hal pemesanan, pelacakan, hingga proses pembayaran,” jelas Bayu.