Di sebuah kabin kayu kecil hanya terdapat 2 jendela ukuran kecil disana. Di dalamnya terdapat berbagai tabung berbagai ukuran dan bentuk yang jumlahnya mencapai puluhan.
Begitu kaki melangkah masuk ke dalam kabin kayu tersebut, aroma kopi yang tajam dan menyegarkan pun langsung menyeruak masuk ke dalam hidung, memberi sensasi segar dan menenangkan.
Di dalam kabin kayu inilah, Muhammad Jayadi melakukan eksprimen membuat berbagai jenis seduhan kopi dari berbagai macam jenis biji kopi, yang bisa dinikmati oleh para pengunjung kedai Kopikey.
Emas Hitam Sembalun
“Di sini kalau kopi sangrai sendiri harus sampai hitam,kalau gak hitam bukan kopi. Jadi kalau belum gosong belum diangkat dari kompor. Tapi itu dulu, sebelum kami tahu cara sangrai kopi yang baik,” ujar Jayadi sambil terus menuangkan air panas ke dalam filter kertas berisi bubuk kopi yang telah digiling halus.
Pendapat serupa diamini oleh Zaki, pemilik kedai kopi Kebon Kupi di Sembalun. “Memang cara minum kopi di sini seperti itu. Makanya saya suka menyebut kopi khas sini itu sebagai emas hitam,” ujarnya saat ditemui di kedai kopi Kebon Kupi miliknya yang baru dibuka Agustun 2021.
Cara sangrai ini masih dilakukan namun hanya untuk permintaan terbatas saja. Hal ini disebabkan karena tidak setiap orang mampu meminum kopi dengan tingkat kepekatan sangrai semacam itu.
Kopi Premium
Jayadi mendapatkan biji kopi dari petani di sekitar Sembalun. “Totalnya 7–10 ton setahun untuk sekecamatan sembalun. Kalau dari Sajang sampai Sembalun Bumbung bisa 25-30 ton setahun. Segitu lah kekuatan maksimal di sini.” ungkapnya.
Karena tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar yang bisa mencapai ratusan hingga ribuan ton, baik Jayadi maupun Zaki saat ditemui di tempat terpisah sama-sama sepakat untuk mengusung konsep kopi premium limited edition untuk si emas hitam Sembalun ini.
“Karena produksi di sini terbatas, ya sudah, kita bikin limited saja. Jadi kalau orang mau menikmati kopi Sembalun, ya harus ke Sembalun karena ini kopi khusus yang cuma ada di Sembalun.” ujar Zaki sambil menelusuri kebun kopinya.
“Kalau seperti itu kan nilai ekonomi kopi sembalun bisa jadi lebih tinggi. Orang berani bayar mahal hanya untuk menikmati kopi premium khas Sembalun,” tambah Jayadi.
Jayadi, Pemilik Kedai Kopikey
Pemberdayaan SDM Lewat Smart City
Potensi di bidang pertanian inilah yang menjadi modal pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam ‘Gerakan Menuju Smart City’.
Saat ini pertanian Kabupaten Lombok Timur bisa menopang keberadaan sektor pariwisata dengan memberikan pasokan produk holtikura seperti sayuran dan agro wisata di Sembalun seperti wisata kebun kopi Sembalun.
Sekretaris Daerah Lombok Timur, H. M Juaini Taufik mengungkapkan bahwa meski sektor pariwisata di Lombok Timur tidak terlalu terpengaruh dengan adanya pandemi dan bencana gempa, namun sektor ini menopang begitu banyak sendi kehidupan.
Itu sebabnya Juaini optimis program Smart City bisa meningkatkan pemberdayaan dan kesiapan sumber daya manusia di Lombok Timur.
"Pemberdayaan di bidang pariwisata itu inti pertamanya melindungi. Artinya para pokdarwisnya sudah kita SK-kan jadi kami tahu siapa saja pelaku wisata itu. Lalu yang kedua esensi pemberdayaan itu bagaimana meningkatkan kapasitas kemampuan sumber daya manusia lokal. Seperti kemarin kita melakukan pelatihan barista. Lalu bersama Perindustrian kami melakukan pelatihan untuk IKM yang bergerak di bidang pariwisata itu.” jelasnya.
(Penulis: Endah Kurnia Wirawati)
Baca Juga: Kota Baubau: Wisata Budaya dan Sejarah di Benteng Keraton Wolio
Baca Juga: Membangkitkan Kembali Cukli, Kerajinan Tangan Asal Kota Mataram