Matahari mulai turun di ufuk barat dan menyinari pepohonan bakau di kanan dan kiri jalan menuju desa Tewil. Sebuah bangunan terbuang dari potongan bambu pun terlihat tepat di luar desa Tewil dengan dikelilingi rimbunnya hutan Rhizophora.
Di atas pintu masuknya yang terbuat dari susunan bambu, tertulis ‘Welcome to Kakarou Ni Piyu’ yang berarti ‘Selamat Datang di Rumah Kepiting’.
Penangkaran Kepiting Bakau
Desa Tewil merupakan salah satu desa yang berada di dalam kota Maba, kabupaten Halmahera Timur, provinsi Maluku Utara. Dengan luas wilayah 1500x1500 kelompok Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) menngembangkan tempat penangkaran kepiting bakau agar bisa mencapai berat minimal untuk diekspor.
“Rata-rata nelayan di sini menangkap kepiting yang masih kecil, lalu kami kumpulkan disini hingga mencapai berat 3 ons sehingga bisa dijual untuk ekspor dengan harga yang lebih tinggi,” ungkap Kepala Desa Tewil, Renyan Malicang saat ditemui langsung di tempat penangkaran kepiting bakau.
Meski dirancang sebagai penangkaran dan pembesaran Kepiting Bakau, Bumdes Tewil juga merancang tempat penangkaran ini sebagai tempat wisata bagi para pengunjung yang berkunjung ke desa Tewil
Dengan penangkaran Kepiting Bakau ini, Desa Tewil bisa meraup untung hingga 4 juta per minggu. Ke depannya, bumdes Tewil berancana akan membangun tempat penangkaran ikan bandeng yang direncanakan berada tepat di depan penangkaran kepiting bakau.
Smart City untuk Meningkatkan Aksesabilitas
Sebagai salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Morotai, Halmahera Timur memiliki beberapa wisata unggulan yang bisa dengan mudah diakses langsung dari Morotai.
Untuk itu pemerintah daerah Halmahera Timur mengembangkan beberapa program unggulannya untuk mempromosikan wisata di daerahnya.
Desa Tewil
“Saat ini daerah kami memiliki 22 program unggulan, Jadi kami berharap juga semoga program Smart City ini bisa disinkronkan dengan 22 program unggulan kami yang sudah dituangkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Halmahera Timur.” ungkap Wakil Bupati Halmahera Timur, Anjas Taher saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) tahap 3 di kota Maba.
Anjas Taher mengakui saat ini kendala terbesar di Halmahera Timur adalah aksesabilitas ke beberapa daerah wisata unggulan.