Find Us On Social Media :

Startup Elon Musk Neuralink Bersiap Tanamkan Chip ke Otak Manusia

By Rizal, Minggu, 23 Januari 2022 | 11:00 WIB

Begini Cara Elon Musk Bikin Manusia Bisa Telepati Satu Sama Lain

Startup neuroteknologi yang didirikan Elon Musk Neuralink sedang melakukan uji coba penanaman chip ke otak manusia.

Hal tersebut diketahui setelah Neuralink memposting lowongan pekerjaan untuk posisi ‘Clinical Trial Director’ pada pekan ini.

Lowongan pekerjaan sebagai direktur uji klinis chip otak tersebut menandakan bahwa Neuralink bakal segera menguji coba perangkat mereka ke manusia.

“Sebagai Direktur Uji Klinis, Anda akan bekerja sama dengan beberapa dokter dan insinyur top paling inovatif, serta bekerja dengan peserta Uji Klinis pertama Neuralink!” kata lowongan pekerjaan itu, yang pertama kali ditemukan oleh Bloomberg.

“Anda akan memimpin dan membantu membangun tim yang bertanggung jawab terhadap kegiatan penelitian klinis Neuralink dan mengembangkan interaksi regulasi yang datang dengan lingkungan yang serba cepat dan terus berkembang," ucapnya.

Pada Agustus 2020, Neuralink memamerkan perangkat chip otaknya bekerja di seekor babi bernama Getrude.

Cip tersebut memungkinkan komputer mendeteksi aktivitas babi saat menyentuh benda, di mana rekamannya disajikan dalam bentuk grafik dan suara 'tut' ke dalam layar.

Neuralink juga berhasil melatih monyet untuk main game dengan chip otak. Dalam video yang diunggah Neuralink di YouTube pada 9 April 2021, mereka menampilkan rekaman seekor monyet yang bisa main game ping-pong cuma dengan berpikir.

Elon Musk sendiri pada akhir tahun lalu telah mengungkap Neuralink akan menguji coba cip otak ke manusia pada 2022.

Chip otak Neuralink atau chip brain-machine interface (BMI) memungkinkan orang berinteraksi dengan komputer hanya dengan berpikir mirip telepati.

"Kami berharap untuk memiliki ini pada manusia pertama kami - yang akan menjadi orang-orang yang memiliki cedera tulang belakang yang parah seperti tetraplegia, lumpuh - tahun depan, menunggu persetujuan FDA,” sambungnya.

Studi Kasus