Find Us On Social Media :

BI Proyeksikan Transaksi Ecommerce Rp526 Triliun di Indonesia 2022

By Rizal, Jumat, 28 Januari 2022 | 16:00 WIB

Ecommerce

Minat masyarakat untuk berbelanja online terus meningkat menyusul banyak kemudahan yang ditawarkan perusahaan ecommerce.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan transaksi ecommerce menembus Rp526 triliun di Indonesia pada 2022, naik 31,2 persen dari capaian tahun lalu, Rp401 triliun.

Perry melihat potensi pertumbuhan pesat uang elektronik 2022 ini, dari Rp305 triliun tahun lalu menjadi Rp358 triliun.

"Transaksi e-commerce tahun lalu mencapai Rp401 triliun dan tahun ini kami perkirakan bisa naik 31,2 persen menjadi Rp526 triliun," katanya pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI.

Perry mengungkapkan nilai transaksi digital banking di Indonesia melesat 45,64 persen atau Rp39.841,4 triliun pada tahun lalu. Tentunya, ia memproyeksikan tren pertumbuhan berlanjut pada tahun ini.

Ia memperkirakan transaksi digital banking tumbuh 24,8 persen menjadi Rp49.733,8 triliun. "Di sisi lain, uang kartal yang diedarkan pada Desember 2021 meningkat 6,78 persen mencapai Rp959,8 triliun," ujar Perry.

Bank sentral Indonesia juga menargetkan penambahan implementasi QRIS sebagai sistem pembayaran sebesar 15 juta pengguna pada 2022. "Kampanye QRIS targetnya tahun ini tambahan 15 juta di pusat maupun daerah, termasuk UMKM dan ekonomi kerakyatan," imbuhnya.

Genjot QRIS

Bank Indonesia mengungkapkan jumlah pedagang (merchant) yang menjadi pengguna QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat transaksi pembayaran telah mencapai 12 juta hingga awal November 2021. Jumlah itu meningkat dibandingkan akhir 2020 sebanyak 5,8 juta atau melebihi target perluasan QRIS yang dicanangkan Bank Indonesia bersama pelaku industri pada Februari 2021.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan penerapan pembayaran nirsentuh QRIS untuk transaksi di berbagai sektor telah memberikan banyak manfaat. Beberapa manfaat itu di antaranya mampu mendorong efisiensi perekonomian, mempercepat keuangan inklusif, mengurangi risiko penularan COVID-19, bahkan memajukan UMKM.

"Ke depan, penggunaan yang lebih intens serta dukungan seluruh pihak termasuk masyarakat akan semakin mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Pencapaian ini juga tidak lepas dari dukungan dan sinergi berbagai pihak, khususnya Pemerintah Pusat dan Daerah, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), dan seluruh elemen masyarakat.

"Kolaborasi segitiga (triangle collaboration) antara BI, pemerintah, dan industri, baik di tingkat pusat maupun daerah, akan semakin diperkuat," tambah Perry Warjiyo.

Sementara itu Ketua Umum ASPI Santoso Liem menyambut baik pencapaian tersebut sebagai upaya kontribusi industri sistem pembayaran untuk membantu aktivitas masyarakat di tengah pandemi.

"Industri berkomitmen akan terus memperluas akseptasi QRIS di berbagai sektor, serta mengedukasi dan mengajak masyarakat menggunakannya, untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia," katanya.

Ia memastikan pelaku industri siap membantu masyarakat memasuki era ekonomi dan keuangan digital, dengan memanfaatkan jaringan yang luas di berbagai daerah, termasuk penggunaan pendaftaran daring.

Saat ini QRIS telah digunakan mulai dari pedagang mikro, kecil, menengah, dan besar, pada berbagai sektor usaha, serta juga digunakan untuk donasi sosial keagamaan di seluruh provinsi dan kabupaten/kotamadya.

Sejak diimplementasikan pada 1 Januari 2020 BI terus memperkuat kebijakan QRIS untuk mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien, serta mendukung program Pemerintah melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata Indonesia (GBWI).