Find Us On Social Media :

Tren Penggunaan Robotic Surgery Harus Diimbangi Jumlah Dokter Ahli

By Rafki Fachrizal, Jumat, 28 Januari 2022 | 13:50 WIB

Ilustrasi Teknologi Robotic Surgery

10 tahun berlalu sejak inovasi bedah robotik (robotic surgery) untuk pertama kalinya dikembangkan Indonesia pada 2012.

Adalah Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta dengan tangan dingin Dr. dr. Ivan Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG, yang menjadi pelopor dan satu-satunya rumah sakit yang yang menyediakan robotic surgery di Indonesia hingga kini.

Dimulai dengan 2 dokter ahli robotic surgery serta jumlah dan jenis kasus yang terbatas, tren robotic surgery pun telah maju pesat.

Kini, sudah ada 16 dokter spesialis tersertifikasi robotic surgery Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta dari berbagai spesialisasi yang dapat melakukan robotic surgery, dengan hampir 600 kasus beragam yang sudah ditangani, mulai dari kasus ginekologi hingga urologi.

Sebelumnya, dalam suatu kesempatan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021 sempat menyebutkan betapa pentingnya dapat mengadopsi pengembangan advance robotics oleh sumber daya manusia di bidang kedokteran, guna mengantisipasi terobosan teknologi dalam sektor kesehatan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.

Di sisi lain, kemajuan robotic surgery di Indonesia juga tentu sejalan dengan upaya untuk menekan tingginya jumlah masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.

Setidaknya, tercatat 2 juta orang yang melakukan perjalanan medis ke luar negeri (medical tourism) setiap tahunnya, yang mengakibatkan Indonesia kehilangan setidaknya Rp97 triliun devisa karena praktek tersebut.

Yudiyantho selaku Managing Director Bundamedik Healthcare System (BMHS), menjelaskan di tengah peningkatan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap robotic surgery, peningkatan jumlah dokter serta kemampuan mereka dalam bidang robotic surgery memang menjadi kunci pendorong kemajuan tren robotic surgery di tanah air.

“Hingga kini, ada lebih dari 27.000 dokter di Amerika Serikat dan lebih dari 14.000 dokter di negara-negara lainnya yang mampu melakukan robotic surgery. Untuk robot Da Vinci sebagai sistem bedah robotik yang digunakan dalam prosedur robotic surgery, sudah ada sekitar 6.000 robot, dengan hampir 700 diantaranya tersebar di Asia Tenggara per 2019. Ini tentu jadi motivasi bagi kami juga untuk terus mendorong kemajuan robotic surgery Indonesia yang kompetitif, khususnya melalui strategi pengembangan SDM tenaga medis, sehingga bisa memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pasien,” tutur Yudiyantho.

Sejak 2012, Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta secara konsisten terus mengakomodasi kemajuan tenaga medis robotic surgery lewat pendidikan dan pelatihan bersertifikasi berskala dunia, utamanya ke pusat-pusat pelatihan terkemuka di Amerika Serikat, selain juga Australia, Korea, Jepang, dan sejumlah negara lainnya.

Terbukti, di awal Januari 2022, Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta pun berhasil melakukan operasi operasi pengangkatan prostat dengan teknologi robotik Indonesia.

“Dengan meningkatnya minat masyarakat dan kemajuan teknologi saat ini, kedepan kami juga akan segera memperluas pengembangan robotic surgery di Indonesia ke layanan bedah robotik untuk kasus bedah digestif, onkologi, bedah thorax, dan bedah THT,” kata Yudiyantho.

Walaupun bersifat robotik yang dilengkapi sistem komputer, seluruh pengambilan keputusan dalam proses pembedahan tetap dilakukan oleh dokter ahli.