Find Us On Social Media :

Lakukan 7 Kebiasaan Ini untuk Bantu Anak Beradaptasi di Dunia Maya

By Liana Threestayanti, Minggu, 30 Januari 2022 | 10:00 WIB

Ilustrasi tujuh kebiasaan di internet

Ketika anak-anak tenggelam dalam dunia maya, mereka rentan terhadap sejumlah bahaya, baik di web maupun di dunia nyata. Tekankan bahwa mereka tidak boleh menatap ponsel saat menyeberang jalan atau berjalan naik atau turun tangga.

Selanjutnya, waspadai juga keamanan online anak-anak, termasuk ancaman internet, seperti penipuan, pencurian data pribadi, virus, dan masih banyak lagi. Beri tahu anak-anak untuk tidak mengunjungi situs web yang mencurigakan (dan mengajari mereka apa artinya), tidak memasukkan kata sandi atau informasi pribadi apa pun di sana, tidak membuka tautan yang mencurigakan, atau mengunduh aplikasi kecuali dari toko aplikasi resmi.

Tekankan bahwa mereka tidak boleh membagikan dokumen pribadi, informasi kartu kredit, atau foto yang dapat membahayakan mereka atau teman-temannya.

Kaspersky menyarankan penggunaan solusi keamanan, seperti Kaspersky Internet Security yang melindungi perangkat dari virus, phishing, dan penipuan online, dan Kaspersky Safe Kids membantu melindungi anak-anak dari konten berbahaya dan membatasi jumlah waktu yang mereka habiskan di perangkat mereka.

4. Batasi notifikasi berlebihan

Saat perangkat terus-menerus mengirimkan notifikasi, kita dapat dengan mudah kewalahan dan kehilangan konsentrasi. Bahkan orang dewasa pun terkadang kesulitan melawan godaan untuk memeriksa pesan. Batasi peringatan di ponsel anak-anak sehingga mereka tidak teralihkan perhatiannya dari tugas sekolah atau tugas lainnya sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan rumah lebih cepat.

Anda perlu mengonfigurasi pengaturan notifikasi secara terpisah di ponsel dan laptop, dan setiap sistem operasi memiliki fitur khusus dan alat bawaan untuk melakukannya. 

5. Mengikuti tata cara dalam dunia digital

Sama seperti di dunia nyata, ada aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku di internet. Orang biasanya menguasainya hanya dengan berkomunikasi secara online.

Namun anak-anak membutuhkan bantuan untuk menghindari situasi yang membingungkan, jadi orang tua harus mendiskusikan beberapa hal yang mungkin dihadapi anak-anaksecara online. Misalnya, diskusikan perbedaan antara berkomunikasi melalui email, di jejaring sosial, dan di aplikasi perpesanan.

Penting juga untuk menjelaskan perilaku yang dapat diterima. Satu aturan praktis adalah bertanya sebelum memposting — setiap kali — apakah saya dapat mengatakan ini secara langsung? Menulis penghinaan dan merendahkan orang secara online adalah tindakan lebih dari kasar; itu bisa menjadi konsekuensial.

6. Menata dan mengelola informasi dengan baik