Pandemi yang terjadi dalam dua tahun terakhir ini menunjukkan, pentingnya perusahaan untuk mengakselerasi transformasi digital. Hal ini tidak lepas dari perubahan perilaku konsumen yang semakin akrab dengan layanan digital.
Ekspektasi konsumen pun semakin tinggi, karena konsumen sudah terbiasa dengan layanan digital yang mudah dan praktis. Jadi untuk dapat bersaing bersaing di hari ini dan esok, perusahaan mau tidak mau harus bisa menghadirkan customer experience yang memenuhi, bahkan melampaui, ekspektasi tersebut.
Lalu, bagaimana caranya?
Pertanyaan penting itulah yang akan dibahas pada acara CTI Summit 2022 yang akan berlangsung pada 10 Maret 2022 dengan tema Making Connected Enterprise a Reality: Thriving The Post Covid-19 World. Connected enterprise sendiri didefinisikan sebagai ekosistem bisnis yang saling terhubung melalui digitalisasi, dan melibatkan seluruh unit bisnis mulai dari sales, customer service, finance, manufacturing, sampai human resource.
“Saat ini, menjadi customer-centric bukanlah suatu pilihan, melainkan suatu keharusan jika perusahaan ingin bertumbuh,” ungkap Rachmat Gunawan, CEO CTI Group. Namun untuk menuju ke sana, memang tidak mudah. Survei KPMG: Make The Connection menemukan, kurang dari setengah (43%) organisasi mengatakan bahwa mereka secara rutin memenuhi harapan pelanggan. Bahkan hanya 12% yang percaya bahwa mereka secara konsisten melebihi mereka.
“Bagi banyak bisnis, kurangnya keselarasan antara fungsi front, middle, dan back office, kendala warisan IT, dan kurangnya integrasi antar elemen yang ada dalam sebuah perusahaan, menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menjadi gesit dan responsif terhadap perubahan yang terjadi,” tambah Gunawan.
Karena itu dalam CTI Summit 2022 ini, akan dibahas strategi yang tepat dalam mewujudkan connected enterprise. Topik yang dibahas meliputi seamless customer experience, arsitektur TI yang cocok, isu cyber security yang harus diperhitungkan, serta memaksimalkan workforce yang ada. Pembicara acara ini berasal dari berbagai posisi, mulai dari KPMG, Veeam, Cloudflare, Huawei, Rubrik, dan beberapa penyedia solusi lainnya.
“Banyak organisasi di Indonesia telah beralih ke lingkungan kerja hybrid serta adopsi program transformasi digital juga terbukti terus meningkat,” ungkap Habisanti, Country Manager, Veeam Indonesia. Hal ini membuat pemeliharaan dan perlindungan data menjadi lebih sulit, namun sekaligus membuka peluang untuk memenangkan persaingan. “Perusahaan dapat memanfaatkan celah untuk memanfaatkan serta melindungi data dengan aman sekaligus memungkinkan pertumbuhan bisnis,” tambah Habisanti.
Karena itu dalam CTI Summit 2022 ini, Veeam akan membahas solusi teknologi dan strategi manajemen data yang akan membantu bisnis mempertahankan standar kinerja dan menjunjung tinggi kepercayaan konsumen. “Sebagai pemimpin dalam solusi pencadangan, pemulihan, dan manajemen data, Veeam dapat memberikan perlindungan data modern yang sangat penting bagi perusahaan untuk membangun dan memelihara kepercayaan pelanggan dan mitra,” tambahnya.
CTI Summit 2022 sendiri terbuka untuk pelaku bisnis dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Pendaftaran bisa dilakukan di link berikut.