Find Us On Social Media :

Siap-siap Jadi Sultan: Kontroversi ASIX dan Kegamangan di Era Crypto

By Wisnu Nugroho, Sabtu, 12 Februari 2022 | 21:52 WIB

Kontroversi di balik gonjang-ganjing harga ASIX

Beberapa hari ini, dunia crypto Indonesia diramaikan dengan kontroversi ASIX. Token yang diinisiasi Anang Hermansyah ini mengalami gejolak harga akibat beberapa isu yang muncul.

Gejolak bermula dari tweet dari akun resmi Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) yang mengatur penjualan crypto di Indonesia. Tweet di hari Kamis (10/2) tersebut menyebut, ASIX dilarang diperdagangkan di Indonesia karena tidak termasuk 229 aset kripto yang boleh diperjualbelikan di Indonesia.

Akibat tweet tersebut, harga ASIX pun anjlok sampai 47%. Namun esok harinya, Anang langsung mengambil langkah cepat dengan mendatangi Bappebti. Tirta Karma Senjaya (Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti) pun mengklarifikasi, terjadi kesalahpahaman terkait tweet tersebut. “ASIX itu sebenarnya tidak dilarang untuk dalam hal ini karena kan memang masih dalam proses untuk penjualan seperti itu," ungkap Tirta. 

Tirta pun menambahkan, "Jadi aturan mainnya enggak ada masalah. Nanti Token ASIX ini akan didaftarkan dan diperjualbelikan pedagang dalam negeri yang terdaftar di Bappebti," ucap Tirta.

Gayung pun bersambut. Indodax, salah satu platform perdagangan crypto, menyebut ASIX sebentar lagi akan dapat diperjualbelikan di platform mereka. Oscar Darmawan (CEO Indodax), ASIX secara garis besar sudah memenuhi syarat untuk diperdagangkan di Indodax. “Tinggal administrasinya saja,” ungkap Oscar.

Rentetan kejadian ini sedikit banyak menggambarkan kurang jernihnya informasi terkait token crypto di Indonesia saat ini.

Harus Masuk 500 Besar

Pada Peraturan Bappebti Nomor 5 tahun 2019 (PDF), tertulis persyaratan sebuah aset crypto bisa diperdagangkan secara resmi di Indonesia. Salah satu yang terpenting adalah aset tersebut harus masuk 500 besar mata uang crypto global. Bappebti juga merilis 229 mata uang crypto yang memenuhi syarat dan boleh diperdagangkan di Indonesia.

Jika melihat persyaratan ini, ASIX sebenarnya belum memenuhi syarat. Mengacu Coin Market Cap, ASIX saat ini masih berada di urutan 3007.

Syarat Bappebti adalah aset crypto yang bisa dijual di Indonesia harus masuk 500 besar. ASIX saat ini masih berada di posisi 3000-an

Namun pada Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020 (PDF), Bappebti memang membuka peluang bagi aset kripto yang belum memenuhi syarat Top 500 tersebut. Syaratnya, aset tersebut memiliki penilaian Analytical Hierarchy Process di atas 6,5, yang dihitung berdasarkan beberapa aspek. Contohnya porsi kepemilikan publik lebih dari 30%, informasi yang jelas mengenai kode yang digunakan, sampai rekam jejak tim pengembang.

Keleluasaan inilah yang membuat ASIX memiliki peluang untuk diperdagangkan di platform resmi lokal seperti Indodax.

Namun kontroversi berikutnya adalah, sejauh mana kredibilitas ASIX ke depan. Jika menengok situs resminya, belum ada informasi jelas mengenai pengembangan aset kripto ini. Informasi di sana hanya menyebut, ASIX akan digunakan di permainan khas Indonesia (seperti Congklak) dan dunia metaverse (Nusantara Land). 

Akan tetapi, belum ada informasi lebih detail soal ini, termasuk keberadaan white paper pendukung. Sebagai informasi, white paper di sebuah aset crypto biasanya menggambarkan secara detail visi pengembang dalam mengembangkan project tersebut. Dari white paper tersebut, kita bisa melihat apakah visi tersebut masuk akal dan memiliki prospek bagus.

Selain belum memiliki white paper, ASIX juga belum memiliki source code repository yang menggambarkan algoritma di balik ASIX. Mengutip isthiscoinscam.com yang menilai kualitas token dari berbagai sumber, ASIX mendapat rating F karena ketidakjelasan informasi tersebut.

Memang, isthiscoinscam.com memang menilai sebuah aset crypto berdasarkan kaca mata dunia barat. Contohnya keaktifan di forum internasional seperti Reddit, Bitcointalk, maupun Trading View. Namun tetap saja, ketidakjelasan informasi teknis soal ASIX menjadi faktor penting dalam penilaian tersebut. 

Situs isthiscoinascam.com memberikan skor F karena ketidakjelasan dokumentasi dan publikasi ASIX di dunia blockchain

Apakah ASIX Aman?

Karena itu, sebenarnya penting bagi ASIX untuk merilis dokumen yang dibutuhkan ke publik. Dan publik seharusnya menunggu informasi tersebut untuk menilai potensi ASIX dan apakah tokennya layak dibeli.

Sayangnya, aspek mendasar seperti ini kurang terdengar di tengah kontroversi ASIX. Padahal seluruh pihak terkait, terutama pemerintah, seharusnya mengkomunikasikan informasi penting ini ke publik. Namun rentetan kejadian seperti Bappebti yang buru-buru meralat tweet-nya, atau Indodax yang menjanjikan ASIX segera dapat diperjualbelikan, menghilangkan akuntabilitas yang seharusnya diberikan ASIX.

Yang kemudian terjadi, ASIX seperti aset yang layak diburu. Harga ASIX langsung melejit di Sabtu (12/2). Istilah HOLD, to the moon, sampai Siap jadi Sultan pun mendominasi akun Telegram konsumen ASIX. ASIX seperti koin ajaib yang dapat membuat pembelinya kaya raya tanpa tahu bagaimana caranya. 

Jika pesan itu yang terus terdengar ke masyarakat awam, bisa dibayangkan dampak yang terjadi. Aset krypto lebih mirip sarana berjudi dibanding aset investasi.