Mendukung transformasi industri dan manufaktur serta mengurangi emisi karbon
Menurut ZTE, teknologi 5G akan membawa disrupsi teknologi yang berujung pada penyederhanaan proses kerja dan efisiensi biaya dalam kegiatan industri. Hal ini akan memberikan manfaat bagi perusahaan maupun bagi pekerja, berupa peningkatan produktivitas dan pengurangan beban kerja.
Teknologi 5G memungkinkan sensor dan analisis data real-time, mendukung industri dan manufaktur di mana kinerja jaringan real-time sangat penting, seperti sistem kendali jarak jauh alat berat di lingkungan berbahaya, meningkatkan faktor keselamatan pekerja, dan banyak lainnya.
ZTE juga melihat potensi pemanfaatan teknologi 5G untuk mengubah lingkungan komersial atau jaringan menjadi fasilitas hijau (green facility). ZTE menyarankan para operator untuk bekerja sama dengan mitra yang berpengalaman sebagai cara terbaik untuk mencapai status rendah karbon tanpa membuang sumber daya dan waktu.
Solusi ZTE, PowerPilot, telah digunakan secara komersial di lebih dari 30 jaringan, di lebih dari 900.000 lokasi dan dikatakan ZTE telah menghemat biaya listrik hampir US$1 miliar bagi operator.
“Sebagai mitra pengembangan 5G, ZTE menawarkan solusi infrastruktur yang inovatif dan mutakhir untuk komersialisasi jaringan 5G skala besar. ZTE telah melakukan ini di banyak negara di dunia. Untuk strategi jangka panjang, ZTE bekerja sama dengan operator Indonesia untuk mengeksplorasi aplikasi layanan vertikal, transformasi digital, dan memperkuat kemampuan AI. Kami memiliki rantai industri yang kuat, yang ke depannya dapat mendukung ZTE dalam proses implementasi 5G skala besar di Indonesia,” ungkap Richard Liang.
Dengan arsitektur 5G, ZTE dapat mengintegrasikan jaringan dengan layanan cloud sehingga dapat mewujudkan sinergi cloud-network.