AMD dan Intel kompak menghentikan penjualan prosesor ke Rusia, menyusul kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan pembatasan ekspor ke Rusia, termasuk penjualan semikonduktor. AMD mematuhi perintah Presiden AS Joe Biden dan menangguhkan penjualan ke Rusia.Tak hanya itu, AMD juga bakal menyetop sementara operasi bisnis di negara sekutu Rusia yang membantu proses invasi ke Ukraina, yaitu Belarusia.
"Berdasarkan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia oleh AS dan negara-negara lain, saat ini AMD memutuskan akan menangguhkan penjualan dan distribusi produk kami ke Rusia dan Belarusia,” jelas AMD seperti dikutip PCWorld.
Hal senada juga dilakukan Intel yang bakal menghentikan pasokan prosesor ke kedua negara tersebut untuk sementara waktu.
"Intel mengutuk invasi ke Ukraina oleh Rusia dan kami telah menangguhkan semua pengiriman ke pelanggan di Rusia dan Belarusia," tulis Intel dalam sebuah pengumuman.
Sayangnya, Tidak disebutkan sampai kapan AMD dan Intel bakal menyetop penjualannya di Rusia. Meski demikian, pembatasan ekspor ini baru ditujukan untuk chip atau prosesor untuk keperluan militer.
Dampak
Berdasarkan data Fortune, sekitar 70 persen produk semikonduktor yang dijual dan diekspor ke Rusia sendiri berasal dari China, sedangkan 30 persen sisanya berasal dari negara lain seperti AS, negara-negara Eropa, dan lain sebagainya.
Meski hanya 30 persen, produk chip dari AS sendiri konon lebih mumpuni dibanding produk chip dari China.Untuk skala besar macam pemerintahan, chip sendiri berguna untuk mengadopsi teknologi baru dan menjalankan banyak alat dan mesin modern, salah satunya untuk perlengkapan militer dan alutsista.
Di sisi konsumen, pasokan chip ke Rusia juga bakal menghambat sejumlah produk yang sejatinya ditenagai dengan chip, seperti komputer, laptop, hingga konsol game.
Dengan kata lain, beberapa produk tersebut kemungkinan akan langka dan sulit didapatkan di pasar Rusia.