Penulis: Mark Johnston, Head of Security, APAC, Google Cloud
Ekonomi digital Asia Tenggara diperkirakan bernilai US$174 miliar pada 2021 dan akan menyentuh US$363 miliar pada 2025, menurut studi eConomy terbaru oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.
Sebagian besar pertumbuhan ini didorong oleh peralihan bisnis dari infrastruktur lokal (misalnya, membeli dan mengelola server IT dan hardware lainnya milik mereka sendiri) ke public cloud.
Manfaat peralihan ini bagi bisnis sudah jelas: meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan, mengurangi pengeluaran modal, dan mengurangi lama penyiapan untuk produk dan layanan baru.
Namun, keamanan menjadi pertimbangan utama lain dalam mengadopsi cloud, terutama jika melihat laporan bahwa ada peningkatan kejahatan cyber sebesar 600% di Asia Tenggara.
Nilai keamanan yang penting dalam ekonomi digital digarisbawahi oleh National Cyber Security Agency of Thailand dan Cyber Security Agency of Singapore yang baru saja mengumumkan inisiatif dan pemeriksaan kebijakan baru untuk meningkatkan ketahanan siber berskala nasional.
Organisasi tersebut tidak akan menjadi lembaga pemerintah terakhir yang melakukannya di wilayah ini.
Seiring public cloud menjadi faktor pendorong transformasi ekonomi dan digital, hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah public cloud bisa lebih aman daripada infrastruktur lokal?
Jawabannya? Ya. Tetapi, hanya jika organisasi mengikuti enam tren besar yang merupakan keunggulan keamanan bawaan cloud.
Tren #1: Skala ekonomi mendemokrasikan akses ke keamanan cloud tingkat lanjut
Public cloud beroperasi pada skala yang memadai untuk menerapkan tingkat keamanan yang lebih tinggi, yang hanya dapat dibangun sepenuhnya sendiri oleh segelintir organisasi.
Misalnya, chip keamanan Titan dalam server dan node komputasi rahasia memberikan tingkat resistansi yang belum pernah ada sebelumnya terhadap malware dan enkripsi data menyeluruh, tetapi biaya per unitnya tidak kecil.
Penyediaan tingkat keamanan dengan level tinggi ini secara default menghemat biaya untuk penyedia cloud seperti Google Cloud, mengingat skala ekonomi dan biaya per unit yang lebih rendah untuk men-deploy chip dan node ini di mana saja dalam infrastruktur berskala dunia.