Pemerintah Republik Indonesia menerapkan strategi transformasi digital untuk mempercepat pemulihan ekonomi pascaCovid-19. Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong dan memfasilitasi agar teknologi digital menopang aktivitas produktif setiap warga negara.
Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menyatakan hal itu dapat dilaksanakan dengan baik dengan dukungan dan kolaborasi pemangku kepentingan.
"Indonesia telah menerapkan strategi digital untuk mempercepat pemulihan ekonomi pascaCovid-19, sekaligus mempererat hubungan antar pemangku kepentingan, baik itu lembaga pemerintah, asosiasi, dan sektor swasta yang mendukung transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan," jelasnya dalam Webminar Eurocham "Strengthening the Indonesian Economy Post-Pandemic" dari Jakarta Pusat, Kamis (14/04/2022).
Menurut Jubir Kementerian Kominfo, transformasi digital yang sukses didukung oleh kolaborasi yang harmonis antara sektor publik dan swasta.
"EuroCham, sebagai forum perwakilan asosiasi bisnis Eropa di Indonesia, memiliki peran penting dalam mendorong kerjasama antara Indonesia dan Eropa, termasuk di bidang teknologi digital," tandasnya.
Jubir Dedy Permadi mengapresiasi peluncuran publikasi tahunan EuroCham Position Paper 2022. Menurutnya, publikasi itu yang menggambarkan pandangan para pelaku usaha Eropa dari berbagai sektor industri mengenai perkembangan kebijakan dan regulasi di Indonesia selama setahun terakhir.
"Saya berharap dapat memberikan masukan bagi Indonesia menuju maju dalam menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif untuk menarik lebih banyak lagi Penanaman Modal Asing," ungkapnya.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kominfo, selama puncak pandemi Covid-19, mobilitas dunia sangat dibatasi oleh pemerintah di setiap negara untuk mengendalikan penyebaran virus.
"Karena itu, teknologi digital menjadi jembatan yang digunakan orang untuk berinteraksi dengan orang lain, bekerja, bertransaksi, belajar, dan hidup secara digital. Meskipun kita telah mengendalikan penyebaran Covid-19, teknologi digital telah menyebar secara dramatis dan sekarang menjadi identik dengan kehidupan kita sehari-hari," tuturnya.
Jubir Dedy Permadi menyatakan pandemi telah mempercepat laju adopsi teknologi di seluruh sektor bisnis dan industri.
"Perusahaan digital terkemuka tumbuh lima kali lebih cepat daripada kebanyakan perusahaan dan investasi mereka di bidang teknologi meningkat dua kali lipat selama periode tersebut," ujarnya dalam siaran persnya, Kamis.
Transformasi digital juga telah menjadi pendorong utama percepatan pertumbuhan ekonomi dan berperan penting dalam mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto di berbagai sektor.
"Pada tahun 2030, transformasi digital diperkirakan berdampak pada perekonomian Indonesia sekitar USD 314 Miliar hingga 414 Miliar, karena kontribusi dari berbagai sektor antara lain: pertanian, industri, pemerintah, logistik, UMKM, dan ICT," jelas Jubir Kementerian Kominfo.
Menurut Dedy Permadi, transformasi digital juga akan menjadi enabler penciptaan lapangan kerja bagi Indonesia pada tahun 2030. Mengutip McKinsey (2021), Jubir Kementerian Kominfo menyatakan teknologi digital berpotensi menambah sebanyak 4 hingga 23 juta pekerjaan di masa depan
"Berdasarkan perkiraan, dengan menyediakan pekerja dengan keterampilan yang sesuai, mengubah pekerjaan informal, mempekerjakan penduduk tidak aktif, dan mengurangi tingkat pengangguran," ujarnya.
Rencana Transformasi Digital
Jubir Dedy Permadi menjelaskan masih banyak kesalahpahaman seputar konsep transformasi digital yang sukses.
Mengutip survei Harvard Business Review, menurutnya sebanyak 70 persen Top Management atau CEO dari berbagai perusahaan gagal mencapai target transformasi digital perusahaannya.
"Terlepas dari potensinya, ini semua karena transformasi digital bukan hanya tentang teknologi itu sendiri, tetapi lebih tentang mengubah pola pikir dan budaya organisasi secara keseluruhan," tandasnya.
Oleh karena itu, Jubir Kementerian Kominfo menyatakan Pemerintah RI melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika memutuskan untuk memfokuskan percepatan transformasi digital Indonesia pada empat dimensi utama, yaitu infrastruktur digital, ekonomi digital, pemerintahan digital, dan masyarakat digital.
"Infrastruktur digital merangkum upaya untuk menutup kesenjangan digital no one left behind, dan karenanya menjadi fondasi dari semua inovasi berbasis digital yang mengikutinya," jelasnya.
Selanjutnya, berkaitan dengan ekonomi digital, Indonesia mengambil inisiatif mendukung dan mempromosikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal melalui aplikasi digital,
"Dalam pemerintahan digital adalah reformasi tidak hanya birokrasi, tetapi juga tata kelola data dan interoperabilitas. Dan terakhir, masyarakat digital memastikan bahwa setiap warga negara melek digital dan kompeten dalam keterampilan digital yang paling dibutuhkan, termasuk ilmu data, data besar, kecerdasan buatan, dan keamanan siber," tutur Jubir Dedy Permadi.
Dalam beberapa tahun ke depan, Kementerian Kominfo akan mengakselerasi beberapa proyek prioritas untuk melampaui kesiapan infrastruktur digital Indonesia..
"Akhir tahun ini, kami menargetkan penyelesaian base transceiver station (BTS) 4G di seluruh wilayah Indonesia. Kami juga akan mempercepat pengembangan peluncuran komersial 5G, yang hingga saat ini telah tersedia di kawasan perumahan dan hotspot di 13 kota di Indonesia. Tahun ini juga akan menandai transformasi ekosistem penyiaran Indonesia menjadi sepenuhnya digital dengan penerapan kebijakan Analog Switch Off," jelas Jubir Kementerian Kominfo.
Pada tahun 2023, Kementerian Kominfo juga memperkuat infrastruktur konektivitas Indonesia dengan meluncurkan dua satelit, yaitu Satelit Hot Back Up SATRIA-1 yang berkapasitas 80 Gbps dan High Troughput Satellite SATRIA-1 berkapasitas 150 Gbps dan terbesar di Asia.
"Pada tahun 2024, pembangunan proyek Palapa Ring Integrasi diharapkan dapat diselesaikan untuk meningkatkan utilitas dan ketahanan dari jaringan Palapa Ring yang ada, serta untuk meningkatkan konektivitas serat optik ke jaringan internasional," jelas Dedy Permadi.
Jubir Kementerian Kominfo menyatakan menunggu dukungan dari EuroCham untuk pengembangan sektor ekonomi dan TIK Indonesia.
"Saya menantikan dukungan Anda yang berkelanjutan dan semoga kita dapat membangun kolaborasi kita untuk membangun Indonesia Terkoneksi: Makin Digital, Makin Sejahtera!" harapnya.
Acara itu diisi dengan keynote Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket.