Find Us On Social Media :

Samsung Pamerkan Jepretan Sensor Kamera Isocell HP1 di Papan Billboard

By Rizal, Jumat, 27 Mei 2022 | 09:00 WIB

Samsung Pamerkan Jepretan Sensor Kamera Isocell HP1 di Papan Billboard

Teknologi itu memungkinkan pengaturan empat kali empat 12,5MP untuk penggunaan cahaya rendah, tetapi tetap bisa mengambil foto beresolusi penuh 200MP atau menggunakan teknik binning dua kali untuk gambar 50MP. Hebatnya, mode binning dua kali dua juga memungkinkan HP1 merekam video 8K.

Samsung mengatakan sensor kamera itu mampu memotret 8K tanpa pemotongan, meskipun 8K standar kurang dari 50MP. Tak hanya itu, Samsung memperkenalkan sensor baru lainnya yaitu Isocell GN5, yang merupakan sensor 50MP dengan piksel 1,0um, yang mengintegrasikan teknologi dual pixel Pro.

Sayangnya, Samsung belum mengatakan kapan sensor baru akan diproduksi secara massal.

Prosesor Terkuat

Samsung akan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk chip Exynos terbaru.

Tak hanya itu, Samsung juga akan menggunakan perangkat lunak terbaru Synopsys, yang merupakan sebuah perusahaan perangkat lunak desain chip terkemuka.

Samsung menggunakan perangkat lunak Synopsys AI untuk merancang chip Exynos-nya. Sayangnya, Samsung tidak membocorkan, apakah chip terbarunya telah masuk ke produksi, atau bakal disematkan pada produk baru lainnya.

Solusi Synopsys yaitu DSO.ai memiliki jejak yang lebih besar, mengingat perusahaan tersebut telah bekerja dengan banyak perusahaan lain seperti dikutip Wired.

Pendekatan kecerdasan buatan saat ini yang digunakan oleh Synopsys menggunakan teknik pembelajaran mesin, yang disebut pembelajaran penguatan untuk mengerjakan desain sebuah chip.

Synopsis melibatkan pelatihan algoritma untuk melakukan tugas melalui hadiah atau hukuman. Synopsys akan mempercepat pengembangan semikonduktor yang digabungkan dengan pengalaman Samsung untuk mendesain semikonduktor selama bertahun-tahun.

Sebagai catatan, penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk merancang sebuah chip itu mahal karena perusahaan membutuhkan banyak kekuatan komputasi awan untuk melatih algoritma yang kuat, seperti lapor Wccftech (17/8).

Kehadiran AI mungkin tidak melatih algoritma untuk memiliki kemampuan naluriah para insinyur chip, tetapi beberapa keterampilan yang diperoleh dari pengalaman bertahun-tahun dapat melatih program sampai batas tertentu.

Selain itu, Synopsys mengklaim bahwa menggunakan AI meningkatkan kinerja chip sebesar 15 persen. Tentu saja, ini merupakan dorongan performa yang diharapkan oleh para pengguna smartphone.

Tak hanya Samsung, peneliti Google juga akan menggunakan teknologi AI untuk mengatur komponen pada chip Tensor, yang digunakan untuk melatih dan menjalankan program AI di pusat datanya.