Find Us On Social Media :

Badai PHK Karyawan Hantam Startup Zenius dan LinkAja, Ini Penyebabnya

By Rizal, Jumat, 27 Mei 2022 | 15:00 WIB

Ilustrasi LinkAja

Dua perusahaan startup di Indonesia yakni Zenius dan LinkAja memutuskan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan mereka.

Zenius melakukan PHK karyawan lantaran perusahaan tersebut tengah mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Sementara LinkAja memutus hubungan kerja para karyawan dengan alasan reorganisasi Sumber Daya Manusia (SDM). Kendati demikian, Zenius dan LinkAja bukan merupakan dua perusahaan startup Indonesia yang melakukan PHK karyawan.

Sebelumnya, startup seperi TaniHub, OYO, Traveloka hingga Gojek juga pernah melakukan hal serupa.

Lantas mengapa startup kerap mengalami fase melakukan PHK karyawan besar-besaran? Penjelasan ahli Pakar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin mengatakan, bisnis startup merupakan binis yang saat ini digandrungi oleh Generasi Z. Bisnis startup semakin menjamur di Indonesia lantaran dukungan kemajuan teknologi yang pesat. Kendati demikian, bisnis ini memang memiliki risiko yang tinggi.

"Iya memang risiko bisnis semakin volatile di zaman digital ini," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/5/2022).

Selain itu, Eddy mengatakan bahwa perkembangan bisnis startup ini berpotensi kolaps ketika pemintaan pasar menurun dan tren berubah. "Jadi sebenarnya orang-orang yang bekerja di dunia startup itu memang harus siap untuk pindah kapan pun sebetulnya karena risikonya tinggi," kata dia.

Faktor penyebab PHK karyawan

Terpisah, Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan bahwa penyebab perusahaan startup melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya didasari oleh beberapa faktor.

1. Kondisi pandemi

Tidak bisa dipungkiri bahwa wabah pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi industri startup. Bahkan, sejumlah startup mengalami kesulitan pendanaan akibat pandemi ini.

"Penyebab PHK beberapa startup karena alami kesulitan pendanaan setelah rencana bisnis terpengaruh oleh pandemi dan penurunan user secara signifikan," ujar Bhima kepada Kompas.com, Kamis (26/5/2022).