Find Us On Social Media :

Lima Tips untuk Meningkatkan Penjualan Melalui Livestreaming di Lazada

By Rafki Fachrizal, Selasa, 14 Juni 2022 | 19:15 WIB

Ilustrasi Livestreaming (Siaran Langsung)

Livestreaming (siaran langsung) kini menjadi salah satu strategi pemasaran untuk menjual produk dengan cara yang lebih interaktif, unik, informatif, dan sekaligus menghibur para calon pembeli.

Penggabungan pengalaman belanja dengan hiburan ini atau yang dikenal dengan sebutan shoppertainment sudah menjadi tren yang semakin berkembang sebagai salah satu bentuk promosi bagi para penjual di e-commerce.

Kegiatan promosi berupa livestreaming ini bisa dijumpai di antaranya di kanal LazLive dalam aplikasi Lazada.

Lazada mengeklaim terus mengembangkan kanal LazLive agar para penjual bisa menjadi alat pemasaran yang efektif untuk menjangkau dan berinteraksi calon konsumen.

Platform penyedia layanan top up games dan produk digital yaitu UniPin, menjadi salah satu penjual di Lazada yang memanfaatkan LazLive untuk meningkatkan penjualan.

Poeti Fatima, General Manager Business UniPin mengatakan pada festival belanja saat ulang tahun Lazada bulan Maret lalu, UniPin berhasil mencatat penjualan dengan peningkatan penjualan lebih dari 50 persen dengan menjadikan livestreaming di LazLive sebagai salah satu kanal promosinya.

Sebagai salah satu penjual yang berhasil mengimplementasikan livestreaming dalam strategi penjualannya, UniPin membagikan berbagai tips agar para penjual juga bisa memanfaatkan LazLive sebagai salah satu cara meningkatkan konsumen. Berikut di antaranya:

1. Kenali target pasar agar bisa membuat konten livestreaming yang menarik

Poeti menjelaskan penjual harus mengetahui dan mengenali karakter dari penonton atau target konsumen agar bisa mengemas konten LazLive yang menarik.

Konten LazLive yang menarik adalah konten yang relevan dengan target konsumen dan produk yang dijual.

Di Lazada, penjual bisa dengan mudah mendapatkan data dan insight terkait target konsumen. Fitur tersebut adalah dashboard khusus penjual di Seller Center yang menawarkan berbagai data dan insight.

Selain itu, fitur Bisnis Analis yang ada di dalam Seller Center juga memberikan analisis mendalam atas setiap produk yang dijual di toko penjual, sehingga penjual bisa menentukan strategi yang spesifik atas masing-masing produk.

“Target konsumen dari UniPin adalah gamer, maka UniPin harus membuat konsep LazLive yang sesuai dengan keinginan gamer itu. Salah satunya adalah dengan mengundang influencer gaming dan membahas sebuah gim atau tips bermain gim,” ujar Poeti.

Di tengah-tengah siaran langsung, UniPin juga telah memanfaatkan fitur See-Now-Buy-Now di Lazada untuk memasukkan berbagai tautan produk-produk UniPin.

Fitur ini memungkinkan penonton untuk langsung melakukan pembelian saat melihat tautan produk muncul di tayangan LazLive.

2. Pilih waktu terbaik untuk siaran LazLive

Ketika konten LazLive sudah menarik, tentu saja penjual ingin agar siaran langsung dapat ditonton banyak orang.

Oleh karena itu, Poeti menyarankan agar penjual juga mampu mengidentifikasi waktu terbaik untuk siaran. Poeti memberikan contoh berbagai waktu terbaik untuk siaran LazLive, bisa saat tanggal gajian, saat mega-campaign, weekend, hingga jam pulang kerja.

Bila penjual merasa belum mendapatkan waktu terbaik, penjual juga bisa memanfaatkan dashboard di Seller Center agar dapat mengidentifikasi di jam berapa siaran LazLive banyak ditonton pengguna Lazada.

3. LazLive jadi momen branding, bukan hanya jualan produk

Bagi UniPin, LazLive juga bisa dijadikan platform untuk melakukan branding, tak hanya berjualan produk. Poeti mengakui banyak penjual yang 'ogah' menggunakan platform livestreaming untuk berjualan karena profit margin yang kecil.

Patut diketahui banyak penjual yang memberikan diskon 'heboh' untuk menarik perhatian konsumen, hal ini membuat laba penjual menurun secara drastis.

“Mindset sekedar untuk meraih laba sebesar-besarnya saat livestreaming memang tidak salah, namun sesungguhnya livestreaming juga bisa dijadikan platform branding. Jadi penjual tidak harus mengejar keuntungan penjualan, tapi juga bisa mendapatkan return of investment yang jelas dengan menganggap livestreaming sebagai platform untuk brandingagar bisa terus lebih dekat dan melibatkan konsumen,” jelas Poeti.

4. Strategi fear of missing out (FOMO) untuk dorong penjualan produk saat livestreaming

Untuk mendorong agar penonton melakukan transaksi saat siaran langsung, Poeti menuturkan UniPin menggunakan strategi fear of missing out (FOMO) dengan diskon besar-besaran hingga 50 persen.

Strategi ini dilakukan untuk menciptakan urgensi bagi konsumen agar tidak melewatkan diskon besar-besaran ini dan membeli produk.

“Biasanya UniPin memberikan batas waktu untuk diskon ini, dari 15 menit hingga 30 menit. Secara tidak langsung, batas waktu ini akan memengaruhi cara berpikir konsumen untuk segera membeli produk yang ditawarkan,” terang Poeti.

5. Tingkatkan product knowledge pembawa acara LazLive

Tingkat pengetahuan produk (product knowledge) pembawa acara dalam siaran LazLive juga penting agar livestreaming bisa menjadi alat pemasaran yang efektif.

Poeti mengungkapkan, dengan tingkat product knowledge yang tinggi, pembawa acara bisa memberikan edukasi terhadap suatu produk maupun mendorong terjadinya transaksi saat siaran LazLive berlangsung.

Product knowledge yang tinggi juga dapat mengurangi risiko terjadinya sesi LazLive yang kurang interaksi.

Dengan interaksi tinggi, diharapkan livestreaming dapat menjadi sebuah alat pemasaran yang efektif untuk menjangkau penonton secara instan.

Dalam beberapa menit, penjual dapat menarik perhatian penonton dengan membagikan informasi yang menarik dan menghibur mengenai brand dan produknya, memberikan sebuah pengalaman ‘langsung’ bagi penonton, seperti layaknya pengalaman dalam sebuah toko fisik.

Baca Juga: Kolaborasi Lazada dengan Westbike Hadirkan Layanan Kurir Sepeda