Ini adalah penurunan secara umum (75,49%) dari 1228 deteksi pada 2019, tetapi juga meningkat 20,88% dibandingkan dengan 249 deteksi pada tahun 2020.
Era sebelum pandemi di 2019 menjadi tahun dengan dengan deteksi ancaman mobile tertinggi di Indonesia.
Hal ini terjadi karena beberapa kegiatan besar yang terjadi pada 2019, salah satunya yaitu peringatan satu tahun inisiasi Making Indonesia 4.0, di mana penggunaan teknologi tinggi berbasis teknologi digital ramai digaungkan.
Bagi mereka yang sangat aktif dengan kegiatan digital di perangkatnya hal ini sekaligus membuka peluang bagi para pelaku kejahatan siber untuk masuk.
Lebih lanjut, Kaspersky juga mengungkapkan lima malware mobile teratas yang dideteksi pada 2021 di Indonesia. Malware mobile tersebut di antaranya Trojan, Trojan-Downloader, Trojan-Dropper, Trojan-Proxy dan, dan Trojan-SMS
“Masa depan di Asia Tenggara sudah pasti di mobile. Di permukaan, para pelaku kejahatan siber bisa menjadi terlihat semakin kurang aktif karena menurunnya serangan malware mobile. Namun ini adalah tren global dan bukan berarti kita menjadi lebih aman,” ujar Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
“Kita harus ingat bahwa saat kita semakin terbiasa dengan aplikasi pembayaran digital, secara tidak sadar kita menempatkan uang jerih payah kita di dalam perangkat-perangkat yang biasanya tetap rentan terhadap serangan malware sederhana. Di Asia Tenggara masih terdapat gap antara kesadaran akan ancaman dan aksi untuk mencegahnya sehingga kami mendorong para penyedia pembayaran digital dan pembuat regulasi untuk terus membantu mengingatkan pengguna untuk juga selalu melindungi perangkat mobile mereka,” terang Yeo lagi.
Para pelaku kejahatan siber sangat lihai dan akan mengambil setiap peluang untuk menargetkan pengguna perangkat mobile. Pengguna harus tetap waspada terlepas dari tinggi rendahnya jumlah serangan.
Berikut saran dari Kaspersky yang bisa diterapkan untuk menghindari serangan malware:
- Unduh apikasi atau program dari sumber resmi. Benar bahwa ini tidak menjamin keamanan 100% namun di toko resmi aplikasi berbahaya jauh lebih sedikit dan bila ada malware yang lolos akan lebih cepat dihilangkan;
- Usahakan untuk menggunakan aplikasi dari pengembang tepercaya dengan reputasi bagus untuk meminimalisir peluang serangan malware;
- Abaikan aplikasi yang menjanjikan pembayaran yang tidak dikenal atau hadiah yang terlalu menggiurkan. Kemungkinan besar ini adalah scam;
- Jangan berikan aplikasi izin yang tidak perlu. Sebagian besar malware tidak akan berjalan penuh tanpa permintaan izin yang berbahaya, misalnya akses ke Accessibility, akses ke pesan tertulis, dan penginstalan aplikasi tidak dikenal.
Baca Juga: Solusi Terbaru Akamai Malware Protection Blokir File Jahat di Edge
Baca Juga: Begini Cara Aktifkan Google Play Protect yang Ampuh Cegah Malware