Find Us On Social Media :

Penyebab Elon Musk Batal Beli Twitter, Gegara Akun Bot dan Spam

By Rizal, Sabtu, 9 Juli 2022 | 14:45 WIB

Twitter Elon Musk

Pendiri Tesla dan SpaceX Elon Musk dilaporkan batal membeli Twitter senilai USD44 miliar (Rp658,99 triliun) karena banyak permasalahan dalam pembelian dan menganggap perjanjian jual beli itu tidak valid. Musk menilai Twitter tidak kooperatif dan terbuka selama proses akuisisi.

Pada Jumat (8/7/2022), pengacara Musk mengajukan surat ke SEC yang ditujukan kepada kepala petugas hukum Twitter yang secara resmi membatalkan perjanjian merger antara Musk dan Twitter.

Berikut beberapa faktor yang membuat Musk jengkel dan kesal hingga batal membeli Twitter:

Pengacara Musk mengungkapkan Twitter telah membuat pernyataan palsu dan menyesatkan saat membahas Merger Agreement, termasuk biaya perpisahan senilai 1 miliar dolar AS yang harus dibayar Musk jika kesepakatan itu tidak tercapai.

Tak hanya itu, Musk juga mengkritik eksekutif Twitter yang menyembunyikan data bot dan akun spam di platform. Twitter langsung membantahnya, Twitter beralasan hanya memiliki kurang dari lima persen akun bot dari pengguna aktifnya.

Tentunya, Musk tidak percaya dengan angka persentase kurang dari lima persen sampai ia bisa memeriksanya sendiri.

Reuters mengungkapkan bos SpaceX itu menilai perusahaan media sosial tersebut gagal memberikan informasi tentang akun palsu di platformnya. Imbas keputusan Musk itu, saham Twitter turun 6 persen dalam perdagangan yang diperpanjang pada hari yang sama.

Pengacara melanjutkan Musk telah meminta informasi terperinci tentang bagaimana Twitter menemukan akun spam dan akun palsu dan menangguhkannya.

"Selama hampir dua bulan, Musk telah mencari data untuk membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di Twitter," tulis pengajuan tersebut.

Twitter juga sering mengabaikan permintaan Musk karena alasan yang tidak jelas dan dengan memberikan informasi yang tidak lengkap

Kemudian, Twitter juga telah mengubah bisnisnya secara signifikan sejak Musk membuat tawaran untuk membelinya, merujuk pada pemecatan sejumlah karyawan tingkat tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, Twitter optimistis perjanjian jual beli itu masih berlaku dan mendesak Musk untuk melanjutkannya.