Find Us On Social Media :

Awas, Lagi Marak Tren Tiktok Yang Mirip Skema Penipuan Online

By Rafki Fachrizal, Kamis, 14 Juli 2022 | 12:15 WIB

Aplikasi TikTok

Belakangan ini, di Tiktok sedang marak tren lelucon di mana seseorang menelepon teman mereka menggunakan suara mesin penjawab otomatis dan menipu bahwa sejumlah dana besar akan ditarik dari rekening keuangan yang bersangkutan.

Pakar Kaspersky mengingatkan bahwa tren ini adalah skema penipuan yang nyata bernama vishing, dan marak dipakai oleh para pelaku kejahatan siber.

Peneliti Kaspersky mendeteksi peningkatan email vishing di bulan Juni (total 100,000 email) dan mengumpulkan kurang lebih 350.000 email vishing dari Maret hingga Juni 2022.

Apa Itu Vishing?

Vishing (kependekan dari voice phishing) adalah taktik penipuan dengan cara meyakinkan seseorang untuk menelepon penipu online dan membagikan informasi pribadi, misalnya data bank melalui telepon.

Seperti skema phishing lainnya, tipuan ini dimulai dari masuknya email dari toko online besar atau sistem pembayaran.

Email tersebut misalnya berisi surat palsu dari Paypal mengenai permintaan penarikan uang dalam jumlah besar dari akun Anda.

Namun, ada perbedaan dari kedua teknis penipuan tersebut: email phishing biasanya meminta korban mengklik tautan tertentu untuk membatalkan pembelian, sementara vishing email meminta korban segera menelepon Costumer Support yang tertera di email.

Pakar keamanan Kaspersky menekankan bahwa metode ini dipilih oleh penipu online, karena ketika korban melihat situs phishing, mereka mempunyai waktu sebelum memutuskan tindakan, atau mengenali tanda-tanda bahwa situs tersebut bukan situs resmi.

Namun, ketika korban berbicara melalui telepon, mereka dihadapkan dengan situasi yang membingungkan dan memiliki tendensi untuk kehilangan fokus.

Di situasi ini, penipu akan melakukan apa saja untuk memastikan korban tetap di bawah tekanan: membuat korban merasa terburu-buru, mengintimidasi dan meminta mereka segera memberikan detail kartu kredit untuk membatalkan ‘transaksi’ palsu tersebut.

Setelah mendapatkan detail rekening bank korban, para pelaku kejahatan siber ini akan menggunakan informasi tersebut untuk mencuri uang dan menguras tabungan korban.

Dalam empat bulan terakhir (Maret ke Juni 2022), Kaspersky mendeteksi hampir 350,000 vishing email yang meminta korban menelepon dan membatalkan transaksi.