Xiaomi akan meluncurkan smartphone terbarunya Xiaomi Redmi K50S Pro yang mengusung kamera 200MP di dunia.
Pembocor Yogesh Brar mengungkapkan Redmi K50S Pro mengusung layar AMOLED 6,67 inci dengan kecepatan refresh 120Hz dan dukungan HDR10+.
HP itu mengusung dan Snapdragon 8+ Gen 1 dengan konfigurasi memori 8/128GB dan 12/256GB.
Untuk fotografi, HP itu mengusung kamera utama 200 MP dengan ultra wide 8MP dan makro 2MP. Untuk kamera depannya, HP itu memiliki lensa kamera 20 MP seperti dikutip GSM Arena.
Redmi K50S Pro menggunakan sistem operasi Android 12/MIUI 13 dan baterai 5.000mAh dengan sistem pengisian cepat 120W. Redmi K50S Pro menampilkan pembaca sidik jari dalam layar dan speaker ganda.
Berbeda dengan Redmi, divisi Xiaomi sendiri akan melakukan gebrakan dengan memperkenalkan HP flagship terbarunya Xiaomi 12T Pro dengan sensor kamera Samsung ISOCELL HP3 dengan resolusi 200MP.
Sebelumnya, Samsung sudah memperkenalkansensor kamera 200 MP pada tahun lalu.
Xiaomi 12T Pro akan mengusung layar OLED 120Hz dengan resolusi Full HD+. HP itu mengusung prosesor Snapdragon 8+ Gen 1, RAM 8GB/12GB, penyimpanan 128GB/256GB, dan baterai 5.000mAh dengan fitur pengisian kabel cepat 120W seperti dikutip Sammobile.
Selain Xiaomi, Motorola X30 Pro juga akan mengusung kamera Samsung 200 MP, layar OLED 144Hz, kamera selfie 60MP, ultrawide 50MP, dan baterai 4.500mAh dengan pengisian cepat 125W.
Cara Kerja Isocell HP3
Sungsoo Choi (kiri) dari Semiconductor R&D Center dan Myoungoh Ki dari Advanced Sensor Development Team di Samsung Electronics System LSI Business yang mengembangkan ISOCELL HP3.
Setelah menjadi perusahaan pertama di industri yang menghadirkan CMOS image sensor (CIS) dengan masing-masing 108 dan 200 megapiksel pada tahun 2019 dan 2021,Samsung Electronics kembali mengejutkan pasar dengan image sensor ISOCELL HP3, sensor gambar yang dikemas dengan 200 juta piksel berukuran 0,56 mikrometer (㎛), piksel terkecil di industri, dalam format optik 1/1.4”.Sebelumnya di tahun 2019 dan 2021 secara berurutan, Samsung jadi perusahaan pertama di industri yang menghadirkan CMOS image sensor (CIS) dengan masing-masing 108 dan 200 megapiksel.Melalui pengumuman produksi massal sensor gambar piksel ultra tinggi ISOCELL HP3, Samsung telah mengkomersilkan pengembangan sensor gambar seluler 200MP dengan piksel ultra kecil.Dikembangkan menggunakan teknologi mutakhir, ISOCELL HP3, dengan ukuran piksel 12% lebih kecil dari model ISOCELL HP1 sebelumnya, dapat mengurangi luas permukaan modul kamera di perangkat seluler hingga 20%.Meskipun ukuran pikselnya lebih kecil, sensor ini dikembangkan menggunakan teknologi yang memaksimalkan full well capacity (FWC) dan meminimalkan hilangnya sensitivitas.
Selain itu, fitur baru ditambahkan ke sensor, termasuk kemampuan autofokus untuk semua piksel dan fungsi-fungsi yang memungkinkan pengoperasian video berkecepatan tinggi, bersama dengan ekspresi warna yang ditingkatkan.Ukuran piksel yang lebih kecil sangat ideal untuk mengembangkan perangkat yang lebih kecil dan lebih ramping tetapi dapat mengakibatkan lebih sedikit cahaya yang masuk ke perangkat atau interferensi antara piksel yang berdekatan.Samsung berhasil menciptakan dinding fisik yang lebih tipis dan lebih dalam di antara piksel dengan menggunakan teknologi miliknya yang disebut Full Depth deep trench isolation (DTI), yang menjamin kinerja tinggi bahkan dengan 0,56㎛.
DTI, teknologi utama ISOCELL, menciptakan komponen terisolasi di antara piksel, bertindak sebagai dinding yang terisolasi untuk mencegah hilangnya cahaya dan meningkatkan kinerja optik.Kunci untuk DTI adalah membuat dinding silikon yang lebih tipis dan lebih dalam untuk meningkatkan ISO dan mengurangi crosstalk karena komponen insulasi yang lebih besar di antara piksel akan menimbulkan hilangnya cahaya lebih banyak.
Dengan menerapkan teknik ini pada piksel 0,56㎛, Samsung meningkatkan penyerapan cahaya dan memaksimalkan kapasitas photo diode (PD).
Oleh karena itu, pemanfaatan piksel ultrakecil dimungkinkan karena lebih banyak cahaya per piksel yang dapat disimpan dan diproses bahkan dengan area reseptor cahaya yang lebih kecil.
Fitur Auto Fokus untuk 200 Megapiksel
Teknologi Super Quad Phase Detection (QPD), yang pertama kali digunakan di HP3, memungkinkan seluruh 200 megapiksel untuk fokus dengan meningkatkan intensitas piksel autofokus hingga 100%.
Super QPD menawarkan fitur auto fokus yang lebih cepat dan akurat dengan memanfaatkan satu lensa di atas empat piksel, memungkinkan pengukuran semua perbedaan fase dari sisi kiri, kanan, atas, dan bawah subjek yang difoto.Tidak hanya auto fokus yang akurat bahkan saat kondisi gelap, tetapi high definition juga dipertahankan bahkan ketika dilakukan zoom in.Untuk mengatasi masalah kualitas gambar yang buruk di situasi low light, Samsung menggunakan teknologi piksel inovatif untuk memastikan gambar berkualitas tinggi.
“Kami menggunakan versi yang ditingkatkan dari teknologi Tetra2pixel milik Samsung yang menggabungkan empat atau enam belas piksel yang berdekatan untuk beroperasi sebagai satu piksel besar di situasi low light,” kata Choi.Teknologi piksel yang ditingkatkan memungkinkan perekaman video resolusi tinggi dalam 8K pada 30 frame per second (fps) dan dalam 4K pada 120fps tanpa kehilangan luas bidang pandang. Selain itu, ini juga dapat merekam video 8K dalam resolusi ultra tinggi dengan bidang pandang yang sama seperti saat mengambil foto.Serupa dengan situasi low light, pengambilan foto juga sulit dilakukan jika terlalu banyak sinar matahari. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan teknologi unik untuk menyesuaikan level dalam foto untuk menangkap gambar dengan utuh.
“Bila ada terlalu banyak atau terlalu sedikit cahaya, penting untuk meningkatkan dynamic range untuk mengambil foto secara alami yang serupa dengan apa yang kita lihat dengan mata kita,” kata Ki.“Dengan menggunakan teknologi Smart-ISO Pro, yang menggunakan dua conversion gain, dan fitur Staggered High Dynamic Range (HDR), yang menyatukan tiga frame dengan exposure yang berbeda (short exposure, medium exposure, dan long exposure) mendukung fotografi HDR yang menciptakan gambar alami bahkan saat memotret dalam kondisi pencahayaan yang tidak sempurna, memberikan hasil yang optimal,” pungkas Ki.