Find Us On Social Media :

Twitter Akui Hanya Punya Akun Bot dan Spam Kurang dari 5 Persen

By Rizal, Jumat, 26 Agustus 2022 | 15:00 WIB

Twitter Elon Musk

Akhirnya, Twitter mengungkapkan jumlah akun bot dan spam di platformnya hanya berjumlah kurang dari 5 persen dari total pengguna mereka. Pernyataan tersebut dimuat dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat, tertanggal 22 Juni.

"Kami yakin dengan metodologi untuk menghitung angka ini," kata Twitter seperti dikutip dari Reuters.

Twitter belum memberikan keterangan atas temuan ini.

Kehadiran akun bot dan spam adalah salah satu faktor yang membuat Elon Musk ingin mundur dari rencana pembelian Twitter senilai 44 miliar dolar AS. CEO Tesla tersebut menyatakan Twitter menyesatkan soal jumlah akun bot dan sampah di platform tersebut.

Twitter dan Elon Musk masing-masing mengajukan tuntutan ke pengadilan di AS terkait pembelian perusahaan.

Batal Dibeli Musk

Pendiri Tesla dan SpaceX Elon Musk dilaporkan batal membeli Twitter senilai USD44 miliar (Rp658,99 triliun) karena banyak permasalahan dalam pembelian dan menganggap perjanjian jual beli itu tidak valid. Musk menilai Twitter tidak kooperatif dan terbuka selama proses akuisisi.

Pada Jumat (8/7/2022), pengacara Musk mengajukan surat ke SEC yang ditujukan kepada kepala petugas hukum Twitter yang secara resmi membatalkan perjanjian merger antara Musk dan Twitter.

Berikut beberapa faktor yang membuat Musk jengkel dan kesal hingga batal membeli Twitter:

Pengacara Musk mengungkapkan Twitter telah membuat pernyataan palsu dan menyesatkan saat membahas Merger Agreement, termasuk biaya perpisahan senilai 1 miliar dolar AS yang harus dibayar Musk jika kesepakatan itu tidak tercapai.

Tak hanya itu, Musk juga mengkritik eksekutif Twitter yang menyembunyikan data bot dan akun spam di platform. Twitter langsung membantahnya, Twitter beralasan hanya memiliki kurang dari lima persen akun bot dari pengguna aktifnya.

Tentunya, Musk tidak percaya dengan angka persentase kurang dari lima persen sampai ia bisa memeriksanya sendiri.

Reuters mengungkapkan bos SpaceX itu menilai perusahaan media sosial tersebut gagal memberikan informasi tentang akun palsu di platformnya. Imbas keputusan Musk itu, saham Twitter turun 6 persen dalam perdagangan yang diperpanjang pada hari yang sama.

Pengacara melanjutkan Musk telah meminta informasi terperinci tentang bagaimana Twitter menemukan akun spam dan akun palsu dan menangguhkannya.

"Selama hampir dua bulan, Musk telah mencari data untuk membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di Twitter," tulis pengajuan tersebut.

Twitter juga sering mengabaikan permintaan Musk karena alasan yang tidak jelas dan dengan memberikan informasi yang tidak lengkap

Kemudian, Twitter juga telah mengubah bisnisnya secara signifikan sejak Musk membuat tawaran untuk membelinya, merujuk pada pemecatan sejumlah karyawan tingkat tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, Twitter optimistis perjanjian jual beli itu masih berlaku dan mendesak Musk untuk melanjutkannya.

"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati. Musk dan berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin kami akan menang di Delaware Court of Chancery," kata Ketua Twitter Bret Taylor seperti dikutip dari The Independent.

Sebelumnya Musk setuju untuk bergabung dengan dewan Twitter tetapi ia memilih berhenti kemudian hari. Sebagai gantinya, Musk membuat penawaran untuk membeli seluruh perusahaan dan pada akhir April, Twitter telah menerimanya.

Pada Mei, Musk menangguhkan semua kesepakatan. Sejak saat itu, kesepakatan antara Twitter dan Musk tersendat. Musk pun mengancam akan batal membeli Twitter dan menuntut lebih banyak informasi tentang akun palsu.

Apa itu Akun Bot?

Biasanya BiBot spam, akun bot atau akun palsu digunakan untuk membuat viral sebuah promosi penjualan atau kampanye atau untuk meningkatkan pengaruh seseorang atas isu tertentu.

Pada dasarnya, bot adalah program yang mengunggah tweet otomatis, baik untuk informasi, seperti "quakebot" pemerintah AS, yang men-tweet detail peristiwa seismik atau hiburan.

Di Indonesia sendiri, akun bot banyak dipakai kelompok buzzer untuk memviralkan momen tertentu agar masuk trending topic dan banyak dibaca pengguna Twitter.