Sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) menjadi bagian penting bagi perekonomian Indonesia. Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia diprediksi mencapai 64,2 juta, atau 99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia.
Karena peran yang penting ini, Pemerintah RI pun terus berupaya memajukan sektor UMKM ini. Salah satunya adalah melalui program PLUT KUMKM (Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Sesuai namanya, PLUT UMKM menjadi rumah bagi koperasi dan UMKM untuk mendapatkan pendampingan dan pemberdayaan usaha sehingga mereka diharapkan mampu meningkatkan daya saing.
Saat ini, belum semua daerah di tanah air memiliki PLUT KUMKM. Di wilayah Jawa Barat, Kabupaten Subang menjadi salah satu daerah yang telah memulai. “PLUT ini semacam klinik bisnis. Jadi, intinya tempat curhat UMKM,” ujar Sandi, Konsultan Pendamping Bidang Produksi PLUT KUMKM Subang.
Berdasarkan data, di tahun 2020 jumlah UMKM di Kabupaten Subang mencapai 30.000 buah. Namun di tahun 2022, angkanya diprediksi mencapai 50.000. Alasannya, pandemi COVID-19 membuat banyak orang kehilangan pekerjaan dan beralih dengan membuat usaha sendiri.
“Memang konsultasi UMKM bukan hal baru, apalagi kebanyakan UMKM selalu merasa mereka bisa sendiri. Tapi, ternyata kami juga melihat banyak kelemahan-kelemahan dari sisi UMKM. Salah satunya adalah UMKM di Subang itu jago di produksi tapi lemah di branding,” jelas Sandi.
Saat ini, sekitar 1.000 UMKM yang datang PLUT KUMKM Subang. Para pelaku UMKM ini mendapatkan pendampingan, pelatihan, akses permodalan, branding (seperti desain kemasan gratis), hingga pemasaran di program ini.
Meski pelatihan itu digelar dengan anggaran terbatas, manfaatnya sudah dirasakan pelaku usaha UMKM. “Dengan semua keterbatasan yang ada, para pelaku UMKM ini tetap bisa saling sharing (berbagi) terkait pemasaran, dari sisi produksi dan lainnya. Itu yang sudah membudaya di PLUT,” papar Sandi.
Para UMKM tersebut fokus di berbagai kategori produk seperti makanan & minuman, kerajinan tangan, fesyen dan lainnya. Untuk kategori produk makanan dan minuman, olahan berbahan dasar nanas menjadi salah satu unggulan. Mengingat nanas jenis Simadu merupakan khas dari Kabupaten Subang.
Beberapa nama UMKM tersebut di antaranya Delipel, Hofland, Gepuk Warisan Nini, Sandangsari Collection, Sanyere Craft, dan masih banyak lagi.
Inovasi Berbasis Teknologi
Untuk mendukung program pendampingan ini, PLUT KUMKM Subang juga melakukan inovasi berbasis teknologi. Salah satunya, keberadaan situs yang berisi ragam informasi terkait kegiatan dan produk UMKM di Kabupaten Subang. Meski demikian, pengelolaan website ini masih menjadi tantangan tersendiri.
PLUT KUMKM Subang juga menyediakan situs sederhana yang menampilkan produk pelaku UMKM Subang