Soal populasi, wilayah Asia Pasifik sendiri memiliki hampir 60% populasi dunia dan ini berarti ada lebih banyak calon korban scammers di sini dibandingkan dengan bagian lain dunia.
Kemudian, penggunaan layanan elektronik yang ekstensif seperti belanja online dan platform online lainnya untuk aktivitas sehari-hari di sini juga membuat individu lebih rentan menjadi korban penipuan.
Ada juga dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan yang menyebabkan lockdown dan WFH (Work From Home) sehingga membuat banyak karyawan perusahaan membawa pulang perangkat kerja mereka ke hunian mereka. Nah, jaringan internet di hunian ini biasanya yang kurang terlindungi dari serangan siber.
Serangan Email Spearphising
Diungkapkan Shabab bahwa sejak 2018, jumlah email spam berbahaya yang terdeteksi oleh solusi Kasperky telah mengalami penurunan bertahap setelah mencapai puncaknya pada tahun 2019.
“Namun, hal ini tidak membuat kotak email lebih bersih dan aman. Pemantauan terus-menerus yang kami lakukan terhadap Advanced Persistent Threats (APTs) saat ini dan yang baru yang beroperasi di Asia Pasifik menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku ancaman terkenal menggunakan phishing bertarget yang disebut email spearphishing untuk membobol sistem organisasi,” jelas Shabab.
Contoh terbaru dari APT yang menargetkan entitas utama di Asia Pasifik melalui email berbahaya yang canggih adalah aktor ancaman “Sidewinder”.
Sejak Oktober 2021, aktor ancaman Sidewinder telah menggunakan kode JS berbahaya baru dengan domain server C2 yang baru dibuat. Penyerang, juga dikenal sebagai Rattlesnake atau T-APT4, menargetkan korban dengan email spearphishing yang berisi file RTF dan OOXML berbahaya.
Dikenal karena menargetkan lembaga militer, pertahanan dan penegak hukum, urusan luar negeri, TI dan entitas penerbangan di Asia Tengah dan Selatan, Sidewinder dianggap sebagai salah satu aktor ancaman paling produktif yang dipantau di wilayah Asia Pasifik.
Pakar Kaspersky juga baru-baru ini menemukan dokumen spearphishing yang tampaknya ditujukan untuk target selanjutnya di Singapura.
“Beberapa karakteristik utama dari aktor ancaman ini yang membuatnya menonjol antara lain adalah jumlah serangan yang banyak, frekuensi tinggi dan persistensi serangannya, hingga kumpulan besar komponen berbahaya yang dienkripsi dan disamarkan yang digunakan untuk operasi mereka. Pakar Kaspersky, yang telah memantau Sidewinder sejak 2012, telah mendeteksi lebih dari 1.000 serangan spearphishing oleh aktor APT ini sejak Oktober 2020,” tutur Shabab yangmerupakan salah satu peneliti elit di Kaspersky.
Dalam presentasinya, Shabab juga menuturkan bahwa selain SideWinder, terdapat banyak grup APT canggih lain yang terus-menerus meningkatkan alat dan taktik mereka untuk menargetkan korban di Asia Pasifik melalui email spam dan phishing yang terlihat dapat dipercaya.