Universitas Maine baru-baru ini mengumumkan sebuah contoh artificial intelligence untuk memantau ekosistem hutan, khususnya kelembapan tanah.
Contoh artificial intelligence ini dikembangkan dalam rangka menjawab tantangan kompleks di balik proses pemantauan dan pengukuran terhadap elemen ekosistem hutan. Aktivitas pemantauan ini umumnya melibatkan berbagai macam software, sistem, dan lingkungan komputasi yang tak jarang membutuhkan sumber daya yang besar.
Baca juga: Apa Itu Teknologi Artificial Intelligence?
Adalah laboratorium Wireless Sensor Networks (WiSe-Net), Universitas Maine (UMaine) yang menghadirkan sebuah contoh artificial intelligence dan machine learning untuk membuat proses monitoring kelembapan tanah menjadi lebih efisien dalam hal penggunaan energi dan biaya.
Mengapa fokus pada kelembapan tanah? Kelembapan tanah merupakan variabel penting dalam ekosistem hutan dan pertanian, terutama saat terjadi musim kering yang berkepanjangan, seperti yang terjadi di Maine pada musim panas lalu.
Baca juga: Contoh Artificial Intelligence Voice untuk Layanan Drive-thru
Namun memantau kelembapan tanah adalah pekerjaan yang memakan waktu karena kondisinya bisa berubah setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan. Sebelumnya, para pengelola hutan bergantung pada sistem monitoring yang terbilang mahal, menurut Aaron Weiskittel, Director Center for Research on Sustainable Forests.
Aaron mengatakan, pihaknya kurang memiliki kemampuan untuk memantau kelembapan tanah secara efektif dan dalam skala yang dibutuhkan. Sistem monitoring yang mahal tersebut tidak cukup mumpuni untuk mengukur kualitas tanah dalam skala besar.
Padahal pemantauan kualitas tanah ini sangat penting dalam menjaga ‘kesehatan’ hutan, dan mengantisipasi dampak cuaca, misalnya kekeringan atau hujan terus menerus.
Baca juga: Contoh Artificial Intelligence Ini Bantu Pungut Pajak di Perancis
Bersama para periset dari Universitas New Hampshire dan Universitas Vermont, UMaine WiSe-Net merancang sebuah jaringan sensor nirkabel yang dibekali teknologi artificial intelligence.
Software dengan AI engine ini bertugas mengelola sensor node dan dapat belajar serta bereaksi terhadap kondisi lingkungan dan jaringan. Perangkat lunak ini juga akan melaporkan hanya data yang dianggap paling penting untuk menghasilkan informasi tentang kondisi hutan. Dengan demikian, jaringan akan menggunakan energi lebih sedikit. Sistem pun dapat mengumpulkan data yang lebih tepat dari sistem sebelumnya.