Find Us On Social Media :

FIT HUB Ungkap Strategi SDM untuk Mendukung Ekspansi di 15 Kota

By Rafki Fachrizal, Rabu, 7 September 2022 | 15:15 WIB

FIT HUB

Saat ini, sulit rasanya menelusuri halaman media sosial tanpa menjumpai postingan bertema kebugaran.

Dari seorang teman yang membagikan perjalanan fitness mereka, hingga selebriti yang tengah berlatih yoga dengan latar belakang pemandangan alam yang indah, tren gaya hidup sehat di Indonesia terus berkembang.

Menurut Global Wellness Institute, ekonomi wellness Indonesia berada di peringkat #19 dari 218 negara di seluruh dunia dan bernilai $36,4 miliar, menjadikan Indonesia sebagai pemimpin di Asia Tenggara.

Nilai ini diyakini terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat, serta banyaknya bisnis yang hadir di sektor ini.

Salah satunya adalah FIT HUB, perusahaan kesehatan dan kebugaran berbasis teknologi yang didirikan pada Agustus 2020.

Kendati hadir di tengah situasi yang menantang, FIT HUB mampu berkembang dengan sangat cepat dan bahkan sedang memperluas jangkauan gym dengan target hingga 50 cabang di 15 kota pada akhir tahun 2022.

Begitu pula dengan pertumbuhan pesat sumber daya manusia mereka yang kini mempekerjakan hampir 400 karyawan dalam berbagai peran, mulai dari personal trainer dan teknisi aplikasi, hingga tim penjualan dan staf klub. Namun, pertumbuhan ini juga tidak terlepas dari tantangan.

“Tantangan yang kami temui di saat ekspansi adalah memperoleh talenta baru yang berpengalaman dan berpengetahuan luas di pasar tenaga kerja sektor fitness yang ketat,” ujar Raditya Wicaksono, People Operations Lead, FIT HUB.

“Karena itu, keberhasilan kami dalam menavigasi tantangan ini sangat bergantung pada bagaimana menciptakan employee value proposition yang kuat yang menempatkan kami di posisi unik dalam persaingan mencari talenta dengan gym skala besar maupun kecil,” sambung Raditya.

Ia menjelaskan, meskipun kompensasi dan benefit tetap menjadi komponen utama, budaya telah menjadi faktor yang kian penting dalam menarik dan mempertahankan talenta terbaik di sektor kebugaran.

Di masa lalu, lanjutnya, orang mungkin bisa mentolerir budaya toxic dan bertahan selama mereka digaji. Tapi sekarang, ketika orang tidak bahagia dan nyaman, mereka akan pergi.

Studi FlexJobs menunjukkan alasan nomor satu orang berhenti dari pekerjaan mereka adalah budaya toxic pada tempat kerja.

Ketika menerapkan strategi kesejahteraan karyawan, banyak perusahaan yang berfokus pada benefit kesehatan.