Find Us On Social Media :

Ramai Kebocoran Data, Kaspersky: Perkuat Pertahanan Keamanan Data

By Rafki Fachrizal, Selasa, 13 September 2022 | 17:15 WIB

Yeo Siang Tiong selaku General Manager Asia Tenggara, Kaspersky.

Kasus kebocoran data kini kembali ramai dibicarakan setelah seorang hacker (peretas) bernama "Bjorka" mengeklaim telah membocorkan data berbagai institusi di tanah air.

Melalui forum online “Breached Forum”, Bjorka membocorkan data mulai dari 26 juta data pelanggan IndiHome, 1,3 miliar data SIM Card dan 105 juta data KPU.

Selain itu, yang terbaru Bjorka juga melakukan serangan siber berupa doxing terhadap beberapa pejabat publik.

Menanggapi kasus kebocoran data yang menimpa institusi di Indonesia, Yeo Siang Tiong selaku General Manager Asia Tenggara, Kaspersky, mengatakan bahwa kebocoran data menjadi hal yang serius karena data saat ini dinilai layaknya emas baru.

“Penjahat dunia maya (hacker) melihat jenis serangan ini sebagai hal yang menguntungkan,” cetus Yeo.

Dengan informasi yang bocor di tangan, menurut Yeo, penjahat dunia maya dapat menyamar sebagai orang tertentu atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi login yang sensitif.

Mereka bahkan dapat menjual data yang dicuri di web gelap sebanyak beberapa kali. “Sekarang, lebih dari sebelumnya, penting untuk dipahami bahwa perlindungan data adalah tanggung jawab bersama,” ujar Yeo.

Pengguna, perusahaan dan regulator semuanya dinilai harus mengambil langkah untuk memperkuat pertahanan terhadap keamanan data.

Untuk lebih membangun kemampuan keamanan siber negara, Yeo menilai diperlukannya kolaborasi terbuka antara organisasi publik dan swasta.

“Kerja sama timbal balik tersebut sangat mendesak untuk mewujudkan transparansi, meningkatkan kepercayaan dan membangun dunia maya yang lebih aman dan andal,” tutur Yeo.

Untuk bisnis, memastikan mengambil langkah untuk melindungi perusahaan dari jenis serangan siber yang mengarah pada pelanggaran data yang fatal secara finansial adalah salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan.

Namun, bukan hanya bisnis yang berisiko – semua sektor dapat menjadi sasaran dan dapat menanggung risiko kerugian finansial yang besar.

“Beberapa perusahaan dan organisasi bahkan harus ditutup karena dampak dari serangan siber,” ucap Yeo.

Tidak ada yang menandingi tanggung jawab besar pada perusahaan, perguruan tinggi dan jenis organisasi lain untuk memberikan perlindungan terhadap diri mereka sendiri.

Akses tidak sah ke jaringan sering kali difasilitasi oleh kredensial akun bisnis yang lemah. Jadi, sementara kata sandi masih digunakan, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menerapkan pengelola kata sandi untuk diri sendiri dan seluruh tim staf di perusahaan.

Sikap proaktif terhadap keamanan siber juga diperlukan terutama bagi perusahaan besar yang menangani jutaan bahkan miliaran data.

“Pastikan Anda memberdayakan tim keamanan Anda dengan kecerdasan ancaman terbaru serta kemampuan deteksi dan respons yang andal jika terjadi serangan,” pungkas Yeo.

Baca Juga: Serangan Grup APT Kimsuky Makin Canggih, Wilayah APAC Patut Waspada

Baca Juga: Kaspersky: Ancaman Email Spam di Asia Pasifik Capai 24 Persen