Find Us On Social Media :

Mempercepat Transformasi Digital di Kalangan Pemerintah Pascapandemi

By Cakrawala, Minggu, 2 Oktober 2022 | 10:00 WIB

Pandemi telah mendorong transformasi digital di kalangan pemerintah. Kolaborasi lebih erat antara pemerintah, industri, dan penyedia layanan cloud adalah kunci mempercepat transformasi digital pascapandemi.

Penulis: Mohammad Ghozie Indra Dalel (Country Manager, Worldwide Public Sector, Indonesia, AWS)

 

Dunia kita telah menghadapi disrupsi demi disrupsi yang tidak disangka-sangka dalam dua tahun terakhir. Dalam menghadapi perubahan yang sangat drastis tersebut, pemerintah-pemerintah di seluruh dunia juga dituntut untuk menemukan cara-cara baru dalam melayani masyarakat. Di Asia Pasifik terutama, menjelajahi beragam solusi digital menjadi prioritas bagi sektor publik agar orang-orang tetap menjaga produktivitas sekaligus kesehatannya pada masa pandemi COVID-19. Dimampukan oleh teknologi cloud, pemerintah yang telah menjalankan transformasi digital yang terbukti mampu menyediakan pelayanan masyarakat, pendidikan, serta kesehatan secara konsisten dan terarah.

Selagi kita pulih bersama; pengalaman, momentum, dan pembelajaran yang didapatkan selama pandemi telah menyadarkan pemimpin-pemimpin di seluruh dunia akan potensi transformasi digital dalam merealisasikan agenda kenegaraannya masing-masing; serta menjadikannya prioritas dalam pembangunan nasional. Para pelaku sektor publik di Asia Pasifik dan Jepang sedang menggunakan momen ini sebagai titik balik dan melihat ke depan: bagaimana cloud dapat memampukan transformasi digital serta bagaimana transformasi digital tersebut dapat membantu mereka menangkap berbagai peluang untuk menyalurkan pelayanan masyarakat dengan lebih cepat, lebih inovatif, dan modern pascapandemi.

Meningkatkan Skala Digitalisasi untuk Organisasi-Organisasi di Sektor Publik

Menurut survei Gartner pada 2021, pemerintah yang cakap dan mumpuni secara digital mampu mewujudkan lebih banyak manfaat dari modernisasi; termasuk tingkat efisiensi yang lebih tinggi, pengurangan biaya, naiknya produktivitas karyawan, serta kepatuhan dan transparansi. Serupa, studi mengenai “Amazon Web Services (AWS) Cloud Economics” menunjukkan bahwa pelanggan AWS di ASEAN, baik dari sektor komersial/swasta maupun sektor publik, telah merasakan manfaat berupa percepatan inovasi sejak bermigrasi ke AWS. Capaian tersebut meliputi pengurangan time to market untuk fitur-fitur dan aplikasi termutakhir sebesar 29%, peningkatan ketahanan operasional sebanyak 37% dengan adanya pengurangan downtime, serta peningkatan efisiensi karyawan sebesar 41%.

Selama satu tahun terakhir, AWS telah menandatangani enam buah perjanjian dengan pemerintah-pemerintah di Asia Pasifik, termasuk Malaysia dan Thailand di ASEAN, terkait pemanfaatan layanan cloud di tingkat pemerintah. Melalui perjanjian tersebut, AWS mendukung mereka dengan jaringan mitra lokal untuk dapat berpindah ke cloud guna menyediakan pelayanan masyarakat yang bersifat kritis, menyelamatkan lebih banyak nyawa, sampai menciptakan dampak yang lebih positif bagi pelajar — dari siswa sampai mahasiswa. Cara masyarakat berinteraksi, menyalurkan pendidikan, dan berniaga akan mengalami perubahan secara permanen. Bagi pelaku usaha lokal yang tergabung dalam AWS Partner Network (APN), mereka juga diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan pelanggan dari sektor publik untuk menjawab beberapa permasalahan terbesar di sekitar kita.

Memampukan Keamanan, Ketahanan, dan Keberlanjutan melalui Cloud

Selain mempercepat dan meningkatkan skala digitalisasi, pemanfaatan cloud juga memampukan terciptanya keamanan, ketahanan, dan keberlanjutan. Pelajar, karyawan, dan masyarakat umum bisa menikmati layanan pemerintah maupun kesehatan yang aman dan dapat diandalkan.

Tidak kalah, di tanah air sendiri kita dapat melihat cerita-cerita transformasi digital yang inspiratif di kalangan pemerintah. Ketika Pemerintah Provinsi Bali mengumumkan inisiatif “Smart Island” dalam rangka mentransformasikan Pulau Dewata menjadi provinsi digital; Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfos) Bali pun dengan sigap memigrasikan datanya ke cloud AWS dari infrastruktur on-premises miliknya. Menggunakan teknologi machine learning, Diskominfos Bali meluncurkan sebuah sistem absensi yang memampukan sekitar 19.820 ASN untuk melaporkan kehadiran secara virtual dan mengurangi hampir 69% biaya per bulan. Selain itu, banyak aplikasi Pemprov Bali yang sifatnya kritis juga dikembangkan menggunakan solusi AWS, antara lain sistem sensus untuk desa adat, sistem pemantauan ketersediaan oksigen di fasilitas-fasilitas kesehatan, dan sistem manajemen aset.

Serupa, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat (Jabar) melalui satuan digitalnya, Jabar Digital Service, juga mengembangkan aplikasi pelayanan publiknya di cloud AWS. Kedua aplikasi ini dinamakan Sapawarga dan Pikobar. Sapawarga sendiri merupakan aplikasi komunikasi dua arah yang dapat digunakan pemerintah maupun warga; pemerintah bisa meneruskan berbagai informasi dan perkembangan terbaru kepada warga, warga juga dapat memberikan respons dan permintaan secara instan. Sementara, Pikobar adalah aplikasi tanggap COVID-19 yang memiliki lebih dari 35 fitur, termasuk pengawasan lalu lintas dan analisis kasus penyebaran di masing-masing wilayah untuk membuat kebijakan lockdown berdasarkan zonasi.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga merupakan bagian dari sektor publik yang telah mengimplementasikan transformasi digital. PT Pos Indonesia (Persero) misalnya menjalankan sistem Core Giro-nya di cloud AWS. Ketika perusahaan ditugaskan untuk mendistribusikan bantuan sosial tunai kepada masyarakat yang membutuhkan selama pandemi, PT Pos berhasil meningkatkan kapasitas dan sumber daya TI-nya untuk pelayanan yang optimal.

Dengan cara transformasi digital di cloud, organisasi sektor publik dapat menskalakan layanannya dalam rangka menjawab peningkatan permintaan, mengurangi biaya operasional, serta menghadirkan inovasi di berbagai bidang kepada masyarakat luas menggunakan teknologi cloud termutakhir.

Lebih Banyak Kecakapan Digital Dibutuhkan dalam Mendukung Digitalisasi

Dipercepatnya momentum transformasi digital sekaligus menuntut pemerintah-pemerintah di seluruh Asia Pasifik untuk menempatkan pelatihan kecakapan digital sebagai prioritas. Kecakapan digital merupakan kunci bagi angkatan kerja masa depan untuk memaksimalkan potensi cloud.

Laporan bertajuk “Building Skills for the Changing Workforce” yang dirilis AWS dan AlphaBeta tahun ini menunjukkan bahwa Australia, India, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan perlu memperlengkapi sekitar 86 juta pekerja dengan berbagai kecakapan digital. Angka ini setara dengan 14% dari keseluruhan angkatan kerja di keenam negara tersebut. Dalam laporan ini, ditemukan juga bahwa tiga dari lima kecakapan digital dengan jumlah permintaan paling besar berhubungan dengan teknologi cloud.

Untuk mengisi kesenjangan ini, AWS menggerakkan beberapa inisiatif, termasuk bekerja sama dengan Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) yang diprakarsai oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo). Lewat kolaborasi dengan BPPTIK Kominfo, AWS membagikan pengetahuan cloud kepada ASN Kementerian agar mereka memahami penuh perkembangan teknologi terkini.

AWS bermitra pula dengan Social Economic Accelerator Lab (SEAL) — inisiatif pengembangan bisnis yang didukung oleh pemerintah Indonesia — untuk mengekselerasi digitalisasi di beragam sektor. Kemitraan ini menghasilkan program Indonesiaku AWSome! yang diluncurkan pada Februari 2022. Program berdurasi 5 bulan tersebut menyediakan pendidikan yang komprehensif dan terstruktur mengenai teknologi cloud termutakhir seperti analitik data, kecerdasan artifisial (AI — artificial intelligence), dan pembelajaran mesin (ML — machine learning). Tujuannya untuk memperlengkapi mahasiswa dengan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam mengakselerasi perjalanan transformasi digital di sektor publik. Hampir 200 mahasiswa dari 70-an lembaga pendidikan turut mengembangkan 19 solusi yang meliputi sektor-sektor seperti smart city, pariwisata, dan layanan publik.

Terakhir, AWS sangat serius berkolaborasi dengan institusi lokal seperti sekolah, perguruan tinggi, organisasi nirlaba, hingga startup pendidikan dalam rangka mencapai target 9 juta talenta digital pada tahun 2030 yang dicita-citakan oleh pemerintah. Misalnya melalui program-program pelatihan dan edukasi andalan kami seperti Laptops for Builders yang menyasar siswa-siswi sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah luar biasa (SLB), dan pramuka; AWS re/Start yang ditujukan untuk membantu mereka yang ingin memulai kembali perjalanan karirnya di dunia teknologi sebagai cloud engineer; serta program beasiswa bagi peminat backend developer bersama Dicoding.

Sekarang dan pada masa depan, momentum transformasi digital tergantung pada kecakapan SDM-nya. Ke depannya, kita perlu mematahkan pola pikir business as usual, atau apa yang kita lakukan sekarang sudah cukup. Faktanya, untuk menjawab kebutuhan yang sedemikian besar akan kecakapan digital dan menciptakan lingkungan yang ideal agar transformasi digital bisa berhasil, kita perlu melakukan lebih dan lebih lagi.

Kolaborasi Lebih Erat adalah Kunci untuk Membuka Potensi Asia Pasifik

Masyarakat dan komunitas di seluruh Asia Pasifik terus berkembang dan berubah setiap harinya. Ssegala jenis organisasi dari berbagai bidang; dari pemerintah, industri, hingga nirlaba; harus berkumpul dan bersama-sama menemukan solusi atas isu-isu terbesar yang kita hadapi hari ini, seperti membantu komunitas terpinggirkan dan mengatasi perubahan iklim.

Ini yang menjadi alasan diluncurkannya Cloud Innovation Centers (CIC): untuk menjadi platform bagi pemerintah dan swasta untuk berkolaborasi, menjawab beragam tantangan, dan menguji ide-ide baru nan inovatif dengan bantuan dan keahlian AWS di bidang teknologi. Di Singapura contohnya, dengan target nol emisi karbon pada 2040, AWS bermitra dengan East Coast Town Council dan Accenture dalam proyek percobaan selama enam bulan untuk mengintegrasikan solusi-solusi hijau dan berkelanjutan pada pengelolaan properti perkotaan.

Kami mendorong kolaborasi antara pemerintah, industri, dan penyedia layanan cloud untuk dapat memampukan peningkatan skala program-program digital dalam jangka panjang. Momentum transformasi digital telah hadir. Sekarang adalah saatnya bekerja sama, memantapkan transformasi digital sebagai solusi terdepan dalam mewujudkan kemajuan bersama di kawasan, dan melangkah dari bayang-bayang pandemi menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera.