Teknologi 3D ini kerap diperbincangkan karena memungkinkan seseorang untuk mengalami dunia nyata melalui dunia virtual tanpa bingkai apapun. Kalangan modern terutama Gen-Z (generasi Z atau i-generation yang lahir antara tahun 1996- 2010) menikmati dunia virtual yang mendekati nyata tersebut.
Pemanfaatan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) mulai bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Khusus kalangan gen Z, VR dan AR menjadi modal berarti untuk membuat konten-konten viral di berbagai platform berbagi video maupun media sosial.
Karena di Korea Selatan misalnya, grup idol yang ada di negara tersebut bukan hanya bersumber dari boyband atau girlband saja, namun juga berasal dari virtual idol.
Melihat hal itu, PT Kovee Jaya Indonesia (Kovee) memboyong teknologi VR canggih ke Tanah Air. Berkolaborasi dengan Meligo, perusahaan yang mulai beroperasi di Indonesia pada 2018 lalu itu memperkenalkan Full Body Motion Capture System.
Shin Hye Jung, Direktur Kovee mengatakan teknologi yang dibawanya ke Indonesia merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mempercepat akselerasi metaverse di Nusantara.
“Pasar Indonesia sangat luas dan juga potensi pasarnya yang besar. Untuk itu, kami ingin mempercepat revolusi industri 4.0 yang berbasis teknologi. Kami ingin mempercepat akses metaverse ke Indonesia,” ujar wanita yang akrab disapa Cindy itu saat ditemui rekan-rekan media di Neo Soho, (29/9/2022).
Kovee Full Body Motion Capture System sendiri terdiri dari beberapa perangkat, mulai dari sarung tangan dan kaki yang dilengkapi sensor untuk merefleksikan gerakan (motion capture), headset yang telah dimodifikasi untuk merespons gerakan kepala, dan smartphone berbasis iOS (minimal iPhone X) untuk merekam mimik dan gerak wajah.
Nantinya, perangkat-perangkat tersebut dipakai oleh pengguna, lalu diproses oleh berbagai software dan aplikasi yang dibuat khusus oleh Meligo. Setelah keduanya terhubung, pengguna bebas membuat avatar sesuka hati mereka karena avatar tersebut akan menirukan gerakan dari penggunanya.
Dengan kemampuan tersebut, Cindy menerangkan, teknologi ini dirancang bagi para pembuat konten, baik yang tergabung dalam sebuah manajemen maupun para kreator independen.
“Target pasar kami adalah Youtuber independen atau manajemen influencer. Untuk pemasarannya nanti bisa rental (sewa) atau dijual. Tapi untuk harganya, karena masih soft launching, kami belum bisa mengumumkannya,” tambah Cindy.
Kovee Full Body Motion Capture System
Sekadar informasi, Kovee Full Body Motion Capture System adalah program yang membantu siapa saja menjadi virtual YouTuber dengan cara mudah.
Sebagai langkah lanjutan untuk mempopulerkan teknologi ini, Kovee segera meluncurkan karakter penyanyi avatar yang dikembangkan di Korea untuk bertemu dengan penggemarnya di Indonesia pada Desember nanti.
“Kami berencana untuk mengadakan pertemuan penggemar, baik offline maupun online, karena sistem interaktif offline telah tersedia sejak perilisannya hari ini,” imbuh Cindy.
Sedangkan untuk membangun ekosistemnya, Kovee bakal menggelar audisi untuk streamer baru dan berbakat dari Indonesia yang sesuai dengan karakter yang dibuat perusahaan.
“Silakan mendaftar jika kamu ingin menjadi pemenang karakter utama yang menerapkan teknologi Korea terbaru ini karena masih dibuka hingga akhir Oktober ini. Pemenang akan diberikan hadiah senilai Rp200 juta,” pungkasnya.