Find Us On Social Media :

Wow! Samsung Bakal Produksi Chipset Canggih 1,4nm pada 2027

By Rizal, Rabu, 5 Oktober 2022 | 15:30 WIB

Samsung Exynos 2200

Samsung akan memproduksi chipset canggih super mungil dengan fabrikasi 1,4nm pada 2027 dan chip 2nm pada 2025. Hal itu terungkap dari roadmap manufaktur chipset Samsung pada 4 Oktober 2022.

"Kami akan melipatgandakan produksi node canggihnya," kata Dr. Si-young Choi, Presiden Foundry Business

Samsung juga akan melakukan ekspansi luar biasa di masa depan termasuk membangun pabrik untuk memproduksi chip sehingga Samsung dapat lebih fleksibel. Fasilitas percontohan pendekatan ini sedang dibangun di Taylor, Texas, senilai US$ 17 miliar.

Juga dijelaskan mengenai pembaruan pada proses pengemasan chip X-Cube yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2020.

Perangkat keras X-Cube kemasan 3D pertama dengan interkoneksi micro-bump dijadwalkan untuk tahun 2024 dan pada tahun 2026 desain itu akan menjadi tanpa benturan.

"Proses ini juga memungkinkan desain chip khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik klien," ujarnya.

Strategi Bisnis

Chip Samsung Exynos 9820

Samsung Electronics optimistis divisi chip dan komponennya bakal meraup kesuksesan pada 2022, menyusuk divisi chip Samsung terus meningkatkan etos kerja untuk memenuhi kebutuhan pasokan chip di pasar global.

"Samsung akan melampaui pertumbuhan pasar chip global sebesar 9 persen," kata Co-Chief Executive Samsung Kyu Kye Hyun.

Caranya, Samsung akan terus mencari klien-klien baru dan meningkatkan kapasitas pasokannya dengan meningkatkan operasional pabrik.

Samsung juga akan memproduksi chip sesuai pesanan di bidang pertumbuhan seperti komputasi kinerja tinggi dan kecerdasan buatan (AI).

"Seiring proses hasilnya menjadi lebih baik, kompleksitasnya meningkat, dan tentang (chip) 5 nanometer atau kurang kini tengah mendekati batas fisik perangkat semikonduktor," katanya.

Samsung ingin meningkatkan profitabilitas dan pasokan dengan mengoptimalkan operasi lini. Diketahui, krisis pasokan chip dan komponen mendorong investasi oleh pemerintah dan pembuat chip.

Menghentikan Penjualan

Samsung Galaxy S22 Ultra

Samsung menangguhkan penjulan HP, semikonduktor (chip), dan produk elektroniknya ke Rusia, menyusul permintaan Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov.

Satu hari sebelum melakukan blokir akses kepada Rusia, Samsung disebut telah menerima surat permohonan dari Fedorov.

"Karena perkembangan geopolitik saat ini, pengiriman ke Rusia telah ditangguhkan. Kami akan secara aktif terus memantau situasi kompleks ini untuk menentukan langkah yang akan dilakukan selanjutnya," ungkap juru bicara Samsung.

Fedorov meminta Samsung untuk menangguhkan pasokan produk dan layanannya di Rusia dan memblokir sejumlah layanannya, seperti Samsung Pay, Galaxy Store, dan Samsung Shop.

Samsung juga menyumbangkan dana sebesar 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 86,2 miliar sebagai bentuk aksi kemanusiaan terhadap Ukraina. Donasi tersebut dikumpulkan dari sumbangan sukarela dari pihak karyawan Samsung. Sebanyak 1 miliar dolar AS (sekitar Rp 14,3 miliar) dari dana tersebut didonasikan dalam bentuk produk elektronik.

"Kami berencana untuk secara aktif mendukung aksi kemanusiaan di sekitar wilayah, termasuk bantuan untuk pengungsi. Demi tujuan ini, kami mendonasikan 6 juta dollar AS, termasuk 1 juta dollar AS dalam bentuk produk elektronik, sekaligus sebagai donasi sukarela dari karyawan kami," jelas Samsung dalam pernyataannya.

Penangguhan yang dilakukan Samsung diduga akan memberikan dampak yang cukup signifikan, mengingat perusahaan tersebut memegang lebih dari 30 persen pangsa pasar ponsel di Rusia.

Angka tersebut bahkan dua kali lipat lebih banyak dari pangsa pasar Apple di Rusia, sebagaimana dihimpun Sam Mobile.

Kemungkinan besar, Samsung akan kembali melanjutkan penjualan di Rusia setelah konflik tersebut berakhir dan ada lebih banyak kejelasan tentang sanksi dan tindakan ekonomi lainnya.

Selain Samsung, beberapa perusahaan teknologi juga telah menangguhkan bisnisnya ke Rusia. Seperti Apple, Microsoft, dan HP yang menyetop sementara penjualan produknya ke Rusia pasca-invasi ke Ukraina.