Find Us On Social Media :

Kesepian Picu Orang Indonesia Curhat Kesehatan Mental di Telemedicine

By Rizal, Rabu, 12 Oktober 2022 | 10:30 WIB

Masalah Finansial dan Kesepian Picu Orang Indonesia Akses Layanan Kesehatan Mental di Telemedicine

Untuk mengurangi gejala gangguan kesehatan mental yang dirasakan, 73% masyarakat mengatakan mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, menjaga kecukupan tidur dan istirahat (55%), rekreasi (46%), melakukan aktivitas fisik agar tetap aktif (36%), bercerita kepada sahabat (34%), menjaga hubungan baik dengan orang lain (32%), membantu orang lain dengan tulus (27%), dan melakukan meditasi (19%). 

Penggunaan Layanan Kesehatan Mental

Di tengah meningkatnya berbagai akses dan layanan kesehatan mental akhir-akhir ini, survei menunjukkan bahwa 69% masyarakat yang mengalami gejala gangguan kesehatan mental tidak pernah menggunakan layanan tersebut karena berbagai alasan. 

Beberapa alasan utama yang mereka sampaikan adalah merasa tidak perlu untuk melakukan konsultasi (45%), meyakini bisa mencari jalan keluar sendiri (42%), biaya mahal (41%), dan malu untuk bercerita kepada orang tidak dikenal (33%). Namun demikian, sebagian masyarakat juga mengaku bahwa mereka tidak tahu adanya layanan kesehatan mental (27%).

Selanjutnya, dari 31% masyarakat yang pernah mencoba layanan kesehatan mental mengatakan bahwa mereka mencoba layanan tersebut karena mudah diakses (63%), tenaga kesehatannya mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik (59%), biaya terjangkau (57%), mempunyai reputasi pelayanan yang baik (47%), serta mengikuti rekomendasi dari teman, keluarga, influencer (37%).

Tipe layanan kesehatan yang dipilih adalah konsultasi dengan psikolog/psikiater di klinik kesehatan terdekat (61%), mengakses telemedicine melalui aplikasi online (54%), bergabung dengan komunitas sosial yang peduli dengan kesehatan mental (38%), dan konsultasi dengan pemuka agama (36%). 

Adapun untuk aplikasi layanan kesehatan yang paling banyak digunakan adalah Halodoc (79%), Alodokter (55%), KlikDokter (28%), Riliv (19%), serta Bicarakan.id, GoodDoctor, dan Psikologimu (14%). Mayoritas responden mengatakan memilih aplikasi tersebut karena mudah diakses (87%), bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja (76%), memiliki biaya yang terjangkau (63%), privasi terjamin (61%), dan merasa mendapatkan solusi yang tepat (40%). Masyarakat bersedia mengeluarkan anggaran sebesar Rp 100.000 hingga Rp 250.000 untuk biaya konsultasi. 

“Sejalan dengan tema Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, Make Mental Health & Well-Being for All a Global Priority, saya mengajak seluruh masyarakat untuk lebih memperhatikan dan memprioritaskan kesehatan jiwa dan mental kita bersama, ujarnya.

Eileen melanjutkan kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, sehingga tidak bisa diabaikan atau dianggap sepele. Selain meratakan akses terhadap fasilitas dan dukungan kesehatan mental, edukasi dari berbagai pihak juga masih diperlukan guna menghapus stigma negatif terhadap gangguan kesehatan mental.

"Setiap orang diharapkan bisa mendapatkan akses kesehatan dan kesempatan yang sama untuk tetap sehat secara fisik dan mental, agar dapat terus berkarya, mengekspresikan diri, dan memiliki kualitas kehidupan yang lebih baik,” tutup Eileen.