Find Us On Social Media :

Begini Cara Trellix Antisipasi Kekurangan Ahli Industri Keamanan Siber

By Rizal, Jumat, 21 Oktober 2022 | 14:00 WIB

Jonathan Tan, Managing Director, Asia, at Trellix

Trellix, penyedia solusi keamanan siber melalui deteksi dan respons yang diperluas (Extended Detection and Response=XDR) untuk berbagai organisasi, yang berfokus pada percepatan inovasi teknologi melalui pembelajaran mesin dan otomatisasi hari ini memberikan gambaran mengenai permasalahan kurangnya tenaga ahli siber yang terjadi secara global serta solusi yang dapat membantu baik organisasi maupun perusahaan menghadapi tantangan tersebut, yaitu dengan memanfaatkan teknologi XDR.

Sebuah studi baru-baru ini oleh Trellix menemukan bahwa banyak ahli keamanan siber di seluruh dunia merasa frustrasi dengan terbatasnya dukungan terhadap pengembangan keterampilan dan kemampuan, serta kurangnya pengakuan atas peran positif yang mereka lakukan untuk masyarakat. Sepertiga dari tenaga kerja siber saat ini berencana untuk berganti profesi di masa depan, sehingga hal tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa gelombang ‘The Great Resignation’ untuk industri keamanan siber belum mencapai puncaknya.

Jonathan Tan, Managing Director, Asia, at Trellix mengatakan, “krisis tenaga ahli siber telah terjadi selama bertahun-tahun. Beratnya tanggung jawab yang harus dihadapi serta pesatnya perkembangan ancaman siber membuat tenaga ahli yang ada saat ini harus bekerja lebih ekstra, sehingga mengakibatkan tekanan yang berlebih dan memberikan dampak negatif terhadap transformasi digital di wilayah Asia.”

Lebih lanjut, Jonathan juga memberitahukan bahwa hal tersebut akan semakin mempersulit organisasi di lapangan untuk menarik talenta terbaik yang dibutuhkan dalam melakukan transformasi digital tanpa menempatkan posisi di dalam radar penjahat siber. Perlu diketahui, sebuah penelitian terbaru oleh Trellix terhadap 500 tenaga ahli siber di Indonesia menemukan bahwa lebih dari sepertiga menghadapi 26 hingga 50 insiden keamanan siber setiap harinya, sementara 27% lainnya menangani insiden dengan jumlah dua kali lipat dari angka tersebut.

Kualitas dapat melampaui kuantitas

Kini, pencarian talenta keamanan siber tidak hanya menjadi prioritas di Indonesia, namun juga global. Dalam laporan yang sama, dikatakan 85% ahli keamanan siber percaya bahwa kekurangan tenaga kerja memengaruhi kemampuan organisasi untuk mengamankan sistem dan jaringan informasi yang semakin kompleks.

“Kuncinya bergantung pada bagaimana perusahaan menempatkan karyawannya sebagai inti dari praktik keamanan dan budaya tempat kerja mereka, agar dapat menarik pekerja lain yang lebih cerdas dan bermotivasi ke industri. Tidak kalah pentingnya dengan hal tersebut, upskilling pada tenaga kerja yang sudah ada juga sangat diperlukan baik dengan kemampuan teknis dan kompetensi diri seperti kecepatan belajar maupun berkolaborasi,” tambah Jonathan.

Meskipun industri keamanan siber terdengar menakutkan dari perspektif eksternal, karyawan dengan soft skill yang penting akan memiliki peluang besar untuk beradaptasi secara efektif dan dapat dipromosikan. Selain itu, organisasi dan perusahaan juga harus mengikuti perkembangan teknologi keamanan terbaru, serta teredukasi terhadap perubahan industri yang dinamis sehingga para pemimpin bisnis dapat memberikan peluang kepada karyawan untuk mengasah keterampilan mereka.

XDR memperluas dukungan untuk organisasi dari berbagai ukuran

Organisasi yang cerdas memahami bahwa mempekerjakan lebih banyak karyawan tidak dapat menjadi satu-satunya solusi. Ancaman siber akan tetap berlanjut untuk meningkat baik dalam jumlah dan ragam kecanggihannya yang menuntut organisasi untuk terus berinovasi dan beralih memanfaatkan alat teknologi yang efektif untuk mengatasinya.

Extended Detection and Response (XDR) - sebuah platform yang memungkinkan organisasi dari semua ukuran untuk menyederhanakan sistem keamanan mereka dan juga dapat mengurangi beban kerja stafnya. Dengan teknologi ini, perusahaan akan mampu memberikan karyawan lebih banyak ruang dan waktu untuk menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif dan efisien.

Hal tersebut dapat dicapai dengan tiga cara: