Find Us On Social Media :

Strategi Kaspersky Bangun Ketahanan Siber Rantai Pasokan TIK di RI

By Rizal, Selasa, 25 Oktober 2022 | 15:00 WIB

Kaspersky

Eksekutif Kaspersky mendesak negara untuk berkolaborasi dengan berbagai negara tetangga dan perusahaan swasta demi membangun ketahanan siber yang lebih baik.

“Inilah sebabnya kami mendorong regulator pemerintah untuk mulai meningkatkan upaya peningkatan kapasitas dan kerja sama siber. Kedua hal ini pada dasarnya merupakan blok bangunan dari keamanan siber. Pengesahan undang-undang perlindungan data pribadi di Indonesia baru-baru ini juga menjadi batu loncatan yang bagus untuk pertahanan digital yang lebih baik,” katanya. 

Melihat lanskap keamanan siber Indonesia yang unik dan cara menangani serangan siber, tampaknya negara ini sekarang berada pada tahap menengah kesiapan keamanan siber. 

Negara-negara tingkat menengah adalah negara-negara yang telah mengidentifikasi serangan siber sebagai area yang perlu diperhatikan dan mengerahkan upaya untuk menanganinya dengan beberapa terobosan. Tujuannya adalah agar negara ini kemudian dapat berpindah ke tahap yang lebih matang.

Gan merekomendasikan langkah-langkah tindakan spesifik berikut untuk memperkuat rantai pasokan TIK di Indonesia:

Berdasarkan pengalaman Kaspersky, formula efektif adalah mencakup peningkatan kesadaran keamanan secara konstan. 

Ini termasuk keterlibatan dengan komunitas dan pemangku kepentingan keamanan siber yang lebih luas termasuk penyedia keamanan siber untuk memvalidasi dan memverifikasi kepercayaan produk, proses internal, dan bisnis mereka — ini merupakan pilar penting yang dipegang oleh Kaspersky dan diimplementasikan dalam kerangka keseluruhan dari Inisiatif Transparansi Global (GTI - Global Transparency Initiative).

Salah satu landasan GTI termasuk pembukaan jaringan Pusat Transparansi — di Zurich (Swiss), Madrid (Spanyol), Kuala Lumpur (Malaysia), São Paulo (Brasil), Singapura, Tokyo (Jepang), Woburn, MA ( Amerika Serikat), Roma (Italia) dan Utrecht (Belanda).

Jaringan global Pusat Transparansi ini berfungsi sebagai fasilitas bagi mitra tepercaya dan pemangku kepentingan pemerintah, yang bertanggung jawab atas keamanan siber, untuk meninjau kode perusahaan, pembaruan perangkat lunak, dan aturan deteksi ancaman.

Pusat Transparansi di wilayah Asia Pasifik beroperasi penuh dan tersedia untuk akses di tempat (fisik) dan jarak jauh. GTI juga membuka jalan bagi pembuatan Program Peningkatan Kapasitas Siber Kaspersky untuk membantu organisasi pemerintah, akademisi, dan perusahaan di seluruh dunia mengembangkan mekanisme dan keterampilan untuk penilaian keamanan produk TIK yang mereka gunakan. 

Permintaan akses sangat mudah hanya dengan mengirimkan email ke TransparencyCenter@kaspersky.com. 

Pilar lain yang membentuk Inisiatif Transparansi Global Kaspersky adalah rilis laporan Transparansi Kaspersky yang mengungkapkan informasi tentang permintaan yang diterima dari pemerintah, lembaga penegak hukum, dan pengguna untuk data pribadi mereka. Laporan terbaru mencakup enam bulan pertama tahun 2022.

Selama paruh pertama tahun 2022, Kaspersky menerima total 89 permintaan dari pemerintah dan lembaga penegak hukum dari delapan negara (Brasil, Cina, Italia, Jepang, Yordania, Rusia, Singapura, dan Korea Selatan), penurunan 15% dalam permintaan tahun ke tahun (105 permintaan di paruh pertama 2021).

Kaspersky juga menyarankan agar negara-negara seperti Indonesia terus mempromosikan pelatihan keterampilan serta meningkatkan kolaborasi untuk mendukung kemampuan respons insiden dan memastikan keselamatan dan kesejahteraan warganya.

“Ancaman dunia maya akan tetap ada karena paralel dengan dorongan digitalisasi yang terjadi di Indonesia. Sebuah studi terbaru memproyeksikan ekonomi digital dalam negeri akan tumbuh senilai $146 miliar pada tahun 2025, sebuah peluang besar yang akan terwujud dengan baik jika upaya digitalisasi dibangun di atas fondasi keamanan siber yang terpercaya dan transparan,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky. 

“Organisasi, industri, dan pemerintah akan selalu menjadi target yang menguntungkan bagi para pelaku kejahatan siber, tetapi melalui upaya kolaboratif multi-stakeholder, kita dapat mengeksplorasi strategi dan memperluas implementasi keamanan siber seiring kita meningkatkan percaya diri dan kepercayaan terhadap teknologi," pungkasnya.

Ketika sebuah negara mencapai ketahanan siber, masa depan digital tidak lagi menjadi dunia yang sulit dijangkau dan menakutkan tetapi tempat dengan peluang pertumbuhan yang tak terbatas.