Find Us On Social Media :

IDC: Adopsi Cloud di Indonesia akan Meningkat Meski Ekonomi Melambat

By Wisnu Nugroho, Selasa, 22 November 2022 | 08:46 WIB

Trend cloud 2023, adopsi cloud perusahaan Indonesia akan meningkat

Lembaga riset IDC memprediksi, adopsi cloud computing di Indonesia akan mengalami peningkatan di tahun 2023. Peningkatan tetap terjadi di tengah bayang-bayang kondisi ekonomi yang semakin menantang di tahun depan.

Hal ini diungkapkan Mevira Munindra (Country Manager IDC Indonesia) pada sebuah wawancara eksklusif dengan InfoKomputer terkait trend cloud 2023. Keyakinan ini sendiri didasari temuan IDC yang dimuat di laporan Outlook on Southeast Asia’s Cloud Trends, Adoption, and Opportunities

Laporan tersebut menyebut, 81% responden dari Indonesia berencana meningkatkan pemanfaatan cloud. “Perusahaan Indonesia mau tidak mau saat ini harus go digital, sehingga mereka pun melakukan modernisasi infrastruktur digital mereka,” ungkap Mevira.

Perusahaan pun cenderung memilih public cloud dibanding on-premise untuk modernisasi infrastruktur digital mereka. Faktor utamanya adalah kelincahan alias agility. “Fokus utama perusahaan saat ini adalah mempercepat time to market, yang tidak mungkin dilakukan jika harus investasi capex [yang dibutuhkan di infrastruktur on-premise],” tambah Mevira. Pengalaman pandemi juga sudah membuktikan, cloud computing dapat diandalkan untuk menghadapi kondisi tidak menentu yang terjadi.

Hal inilah yang menjelaskan mengapa nilai pasar cloud computing di Indonesia, dan juga kawasan ASEAN, naik signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Pada tahun 2021 ini, nilai pasar cloud di ASEAN sebesar US$5,4 miliar. Angka ini kemudian meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$13,8 miliar di tahun 2026.

Dari jumlah itu, pemanfaatan public cloud didominasi layanan Software-as-a-Service (SaaS) sebesar 55,5%. Namun proporsi SaaS akan sedikit menurun menjadi 47,5% di tahun 2026 nanti. 

Perubahan komposisi ini tidak lepas dari semakin tingginya adopsi PaaS di perusahaan Asia Tenggara. Jika di tahun 2021 ini persentase PaaS 12,1%, tahun 2026 nanti persentasenya meningkat menjadi 20,4%. Salah satu pemicunya adalah semakin beragamnya solusi yang dibangun di atas infrastruktur cloud. 

“Saat ini cloud provider tidak lagi cuma bicara soal migrasi workload atau data ke cloud, namun bagaimana memaksimalkan cloud based infrastructure itu dengan solusi lain seperti analytics, security, sampai IoT,” tambah Mevira.

Akan tetapi, IDC melihat tidak semua workload akan pindah ke public cloud. Perusahaan akan memilih pendekatan hybrid cloud untuk memenuhi kebutuhannya. “Perusahaan akan mencoba menyeimbangkan workload mana yang pindah ke public cloud dan mana yang akan dikelola di on-premise,” tambah Mevira. “Dan melangkah ke depan, multi cloud juga akan menjadi tren tersendiri,” tambah Mevira. 

IDC pun meyakini, kondisi ekonomi yang menantang di tahun 2023 tidak akan menyurutkan rencana perusahaan Indonesia melangkah ke cloud. “Belajar dari pandemi kemarin, perusahaan berusaha meningkatkan efisiensi dan time to market di tengah kondisi yang tidak menentu,” tambah Mevira. 

Untuk mencapai hal itu, kunci utamanya adalah produk/layanan berbasis digital, yang didukung oleh infrastruktur digital. “Jadi dari sisi spending, perusahaan tetap mengalokasikan budget di infrastruktur digital ini,” tambah Mevira. Kalau pun ada perubahan strategi, itu lebih disebabkan nilai tukar Dollar yang diprediksi akan semakin tinggi.

Saran Adopsi Cloud dari IDC

Bagi perusahaan yang akan atau telah melangkah ke cloud, Mevira pun memberikan beberapa saran. Yang utama adalah mengidentifikasi kebutuhan sesuai dengan visi perusahaan. “Apakah kita mau membangun aplikasi digital, apakah kita mau join partnership dengan perusahaan lain, dan sebagainya,” ungkap Mevira mencontohkan. Hal ini menjadi penting karena akan mempengaruhi investasi di infrastruktur digital. “Jadi from business first, baru masuk ke teknologi, termasuk cloud,” tambah Mevira.

"Sebelum adopsi cloud, perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan sesuai visi perusahaan" Mevira Munindra ( (Country Manager IDC Indonesia)

Setelah itu, Mevira mendorong perusahaan untuk memikirkan strategi pengelolaan infrastruktur digital yang tersebar, baik dalam bentuk hybrid maupun multi cloud. “Karena semakin besar sebuah perusahaan, adopsi cloud sudah tidak terhindarkan lagi,” tambah Mevira. Tantangannya adalah bagaimana perusahaan bisa mengelola infrastruktur digital di berbagai environment tersebut dengan lebih efisien.

Untungnya, saat ini ekosistem cloud computing relatif sudah terbentuk di Indonesia. Perusahaan bisa leluasa memilih penyedia cloud, mitra lokal, sampai system integrator yang dapat membantu melakukan “perjalanan” ke cloud. “Jadi jika ada limitasi dari skills atau experience, ekosistem sudah terbentuk dan dapat dimanfaatkan,” tutup Mevira.