Find Us On Social Media :

SAP Beberkan Peran Data dan Digitalisasi untuk Capai Sustainability

By Liana Threestayanti, Senin, 28 November 2022 | 14:30 WIB

Data dan digitalisasi menjadi faktor penting dalam mencapai keberlanjutan atau sustainability. Ini yang dilakukan pelanggan SAP. [Foto dari ki-ka: Andreas Diantoro (Managing Director, SAP Indonesia), Wheny Utoyo (Manufacturing Head, PT Amerta Indah Otsuka), Fardila Astari Rachmiliza (Communication Director Rajawali Foundation), Alexander Aviantara (Head of Geological System and Technology ,PT Petrosea Tbk.), dan Rusdi Husin (HSE & Risk Management Division Head, Adaro Energy Indonesia)]

Data dan digitalisasi menjadi faktor penting dalam mencapai keberlanjutan atau sustainability, baik di lingkungan badan usaha maupun institusi pemerintahan. Ini yang dilakukan pelanggan SAP.

Isu sustainability dewasa ini makin menjadi perhatian banyak pihak, terutama karena dampak perubahan iklim yang semakin nyata terhadap kualitas lingkungan hidup di dunia. Namun untuk diketahui, lingkungan hidup bukan satu-satunya aspek yang terkait dengan sustainability. 

Menurut Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan kesepakatan yang dibuat di tahun 2015 oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, sustainability juga bertujuan mengurangi kesenjangan dan mengakhiri kemiskinan. Ada 17 Tujuan dan 169 Target dalam SDGs yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.

Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission (netralitas karbon) pada tahun 2060 atau lebih awal. Komitmen ini disampaikan dalam Conference of Parties (COP) ke-26 di Glasgow, UK, tahun 2021. 

Managing Director SAP Indonesia, Andreas Diantoro menilai komitmen terhadap sustainability ini membawa manfaat besar bagi Indonesia, salah satunya bagi perekonomian nasional. “Buktinya sekarang ini dengan komitmen tersebut dengan vertikalisasi raw material di Indonesia Presiden Jokowi dan jajarannya berhasil mendapatkan incremental atau tambahan komitmen investasi di Indonesia sampai USD20 miliar lebih,” ujar Andreas dalam acara Media Roundtable: Digitalisasi Sebagai Solusi Untuk Mencapai Sustainability yang digelar beberapa waktu lalu.

Tantangan Analisis dan Akurasi Data

Namun mencapai sustainability tentu bukan hal mudah. Ada sejumlah tantangan yang dihadapi perusahaan untuk mencapainya, di antaranya adalah tantangan yang berkaitan dengan data.

Andreas Diantoro menungkapkan, berdasarkan Laporan dari Expert Group yang dirilis PBB pada COP27 di Mesir, terungkap bahwa entitas non-negara, termasuk korporasi, melakukan sekadar greenwashing. “Jadi, dalam (ESG) report (entitas) tersebut banyak data-data yang seolah-olah green,” jelas Andreas.

Sementara riset yang dilakukan SAP dan Oxford Economics menemukan bahwa kurang dari sepertiga (31%) responden Indonesia yang telah berinvestasi pada analisis data untuk mengukur keberlanjutan (sustainability) pada bisnis mereka. 

Andreas Diantoro kemudian menjelaskan bagaimana rencana sustainability dapat diterapkan dan dijalankan tanpa celah. Salah satu faktor keberhasilan penerapan rencana sustainability adalah pengelolaan data yang akurat untuk membantu perusahaan mencapai tujuan sustainability. 

Sediakan Solusi untuk RRA

“Di sinilah peran SAP sebagai perusahaan penyedia aplikasi B2B untuk melakukan Record, Report, and Act  atau RRA. Kebanyakan perusahaan sudah menggunakan aplikasi enterprise resource planning, dan di setiap proses bisnis, perusahaan bisa merekam (record) dan melaporkan emisi yang terjadi. Dan menggunakan machine learning dan artificial intelligence, perusahaan juga dapat melakukan Act (tindakan), berdasarkan rekomendasi-rekomendasi berbasis data,” jelas Andreas. 

Selanjutnya ia menegaskan bahwa penggunaan teknologi untuk tracking sustainability dan tracking emisi itu menjadi sebuah hal penting bagi tercapainya keberlanjutan. “Proses RRA sebaiknya tidak dilakukan secara manual, semua harus dilakukan secara automated. Dan semakin automated, data semestinya juga makin credible dan transparan,” imbuhnya.  

Menjawab tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mencapai sustainabilty, SAP mengembangkan solusi baru bernama SAP Sustainability Control Tower. Salah satu kemampuan solusi berbasis AI ini, menurut Andreas Diantoro, adalah melakukan what if analysis.

“Jadi, misalnya perusahaan ingin mereduksi (emisi) sebesar 30%, dengan solusi ini, perusahaan akan memperoleh rekomendasi proses bisnis mana yang tepat untuk direduksi,” jelasnya. 

Cara Perusahaan Capai Keberlanjutan

Meski masih menghadapi banyak tantangan, menurut penelitian SAP dan Oxford Economics, sekitar 46% sektor bisnis di Indonesia telah memiliki rencana sustainability yang matang. “Tentu ini merupakan hal baik dan kami percaya bahwa angka ini akan terus bertumbuh secara signifikan dengan dibangunnya kemitraan dengan pihak eksternal,” ujar Andreas Diantoro.

Perusahaan-perusahaan yang juga pelanggan SAP, seperti Adaro Energy Indonesia, PT Petrosea Tbk., dan PT Amerta Indah Otsuka telah memiliki rencana dan program-program untuk keberlanjutan di berbagai bidang. 

Rusdi Husin, HSE & Risk Management Division Head Adaro Energy Indonesia menjelaskan implementasi program sustainability di Adaro mendapat banyak bantuan dan dukungan dari pihak internal maupun eksternal untuk memastikan program berjalan efektif. 

“Program-program sustainability yang dilaksanakan Adaro Energy Indonesia akan terus dijalankan, bukan hanya untuk menjalankan kewajiban namun juga untuk terus melestarikan lingkungan hidup dan mendukung SDGs, serta mematuhi elemen-elemen yang tertuang dalam ESG,” jelas Rusdi.

“Petrosea telah menggunakan teknologi 4.0 seperti Internet of Tings (IoT), data science and analytics serta sensor pintar dalam operasi perusahaan. Digitalisasi misalnya diterapkan pada predictive maintenance untuk pemeliharaan truk dan alat berat guna meningkatkan umur komponen serta mengatasi konsumsi bahan bakar yang terdeteksi tinggi di atas rerata. Inisiatif ini membantu menekan penggunaan energi serta mencegah wastage,” ungkap Alexander Aviantara, Head of Geological System and Technology PT Petrosea Tbk.

Menurut pria yang akrab disapa Alex ini, transformasi digital sangat membantu Petrosea dalam mendukung dan menerapkan strategi keberlanjutan perusahaan. Bahkan upaya Petrosea ini telah berbuah penghargaan di tingkat Asia Pasifik, yaitu Special Award for Sustainability dari International Data Corporation (IDC).

Senada dengan hal itu, PT Amerta Indah Otsuka, perusahaan produsen produk nutrisi dan farmasi, juga memercayai solusi SAP Indonesia untuk mendorong upaya sustainability dalam proses bisnisnya.

Menurut Wheny Utoyo, Manufacturing Head PT Amerta Indah Otsuka (AIO), perusahaan percaya bahwa digitalisasi membantu pengurangan emisi dan penghematan energi.

“Di AIO kami menggabungkan pengalaman, keahlian, dan inovasi untuk membangun proses pengurangan emisi dan penghematan energi. Keterlibatan berbagai pihak terkait serta digitalisasi di AIO menjadi kunci utama keberhasilan proses pengurangan emisi dan penghematan energi yang kami lakukan,” papar Wheny.

Lebih jauh, menurut Wheny, menerapkan program sustainability berarti mempertahankan perusahaan atau menjadi roadmap bagi perusahaan untuk terus berkembang ke depannya. Seperti diketahui, usia Otsuka yang menginduki AIO sendiri telah mencapai satu abad.

Sementara itu, menurut Fardila Astari Rachmiliza, Communication Director Rajawali Foundation, organisasi nirlaba filantropi, penerapan sustainability yang akuntabel menjadi semakin penting. 

Fardila memberikan contoh Project SINERGI (Strengthening Coordination for Inclusive Workforce Development in Indonesia). Project yang didanai oleh USAID (melalui program MITRA KUNCI) dan bermitra dengan Kantor Gubenur Provinsi Jawa Tengah, telah mendorong ketenagakerjaan inklusif yang lebih ramah dan secara masif menjangkau ratusan ribu kaum muda kurang mampu dan rentan (termasuk kaum muda difabel dan perempuan produktif) dalam rentang usia 18-34 tahun dan memiliki penghasilan kurang dari $2 per hari.

“Dengan ketersediaan data pengukuran sustainability yang jelas dan tepat, maka dampak yang dihasilkan project tersebut akan terukur dan kita dapat melakukan monitoring dalam rangka meminimalisasi kegagalan capaian dari project yang sedang kita kerjakan,” tegas Fardila.