Las Vegas, InfoKomputer - Menghadapi ketidakpastian, organisasi sebaiknya meningkatkan penggunaan cloud dan bukan menguranginya. Pasalnya, cloud menawarkan fleksibilitas lebih baik, termasuk perihal biaya dan inovasi, dari on-premises. Organisasi perlu berinovasi, misalnya melakukan invensi kembali dirinya, dalam menghadapi ketidakpastian. Begitu pula mengelola biaya, setidaknya untuk ketidakpastian tertentu. Itulah yang disampaikan AWS (Amazon Web Services) pada AWS re:Invent 2022 yang digelar secara hibrida sejak 28 November sampai 2 Desember 2022 lalu. AWS pun menegaskan dirinya adalah penyedia layanan cloud terbaik. AWS mengeklaim menawarkan lini produk/layanan yang terluas dan terdalam. Tak hanya itu, AWS mengungkapkan pula berbagai tawaran baru yang makin melengkapinya.
Pandemi COVID-19 memang bisa dibilang mereda, tetapi menurut World Bank, serangan Rusia ke Ukraina meredam recovery ekonomi pascapandemi bagi berbagai negara di dunia. Begitu juga dengan ekonomi dunia secara keseluruhan yang dilemahkan oleh hal itu; serangan Rusia ke Ukraina berkontribusi terhadap terjadinya inflasi yang tinggi dan pengetatan keuangan secara global. Bahkan, antara lain berkat serangan bersangkutan; World Bank menilai bahwa pada tahun 2023, resesi global bisa saja terjadi. Belum diketahui sampai kapan serangan yang dimaksud akan berakhir dan apakah aneka langkah yang diambil berbagai pemerintah di dunia akan berhasil mengatasi persoalan ekonomi tersebut. Melalui AWS re:Invent 2022, AWS memastikan bisa membantu organisasi menghadapi ketidakpastian itu.
"Saya ingin mengakui bahwa terdapat banyak permasalahan dan tantangan nyata dan mendesak di dunia saat ini. Ketidakpastian ekonomi yang menjalar di sekeliling dunia. Inflasi, disrupsi rantai suplai, termasuk keterbatasan cip, harga energi, dan tentu saja, perang — semua di atas pandemi global yang telah memengaruhi begitu banyak. Dalam masa ketidakpastian, adalah benar-benar menggoda untuk berhemat, memperlambat. Namun, untuk cloud, banyak dari, dari konsumen kami yang tahu bahwa mereka sebaiknya bersandar [pada cloud] justru karena ketidakpastian ekonomi," ujar Adam Selipsky (CEO, Amazon Web Services) saat menyampaikan keynote pada AWS re:Invent 2022 sembari menambahkan bahwa cloud lebih hemat biaya, memiliki scalability lebih baik, dan membolehkan inovasi diperoleh lebih cepat.
Ambil contoh Airbnb. Perusahaan yang merupakan lokapasar yang antara lain menghubungkan yang hendak menyewakan tempatnya dan yang ingin menyewa tempat bersangkutan kala berpergian tersebut, bisnisnya sangat terdampak pandemi COVID-19. Airbnb berhasil menekan biaya operasinya, termasuk biaya cloud, sehingga membantunya bertahan saat pandemi COVID-19 yang dimaksud. Merupakan pengguna AWS sejak lama, Airbnb berhasil mengurangi biaya cloud-nya sebesar 27% secara cepat, antara lain memanfaatkan scalability yang dimungkinkan cloud. Kini, ketika kondisi sudah lebih baik — pandemi COVID-19 yang mereda, berkat scalability tadi, Airbnb bisa melayani lalu lintas yang kembali tinggi tanpa masalah. Selain itu, cloud pun membantu Airbnb berinovasi menghadirkan fitur-fitur baru seperti yang tersedia pada rilis barunya.
'Data adalah pusat dari berbagai aplikasi, proses, keputusan bisnis, dan dia merupakan landasan transformasi digital dari hampir semua organisasi. Namun, bekerja dengan data adalah rumit. Seperti luasnya dan kompleksnya ruang angkasa berarti Anda tidak bisa menjelajahinya dengan hanya satu teknologi, hal yang sama juga benar adanya untuk data,' kata Adam Selipsky (CEO, Amazon Web Services) tatkala membahas mengenai data pada AWS re:Invent 2022 yang baru digelar.
Tentunya tidak hanya sehubungan ekonomi global, memasuki alias menjelajahi sesuatu yang baru juga menghadirkan ketidakpastian. Organisasi kini dihadapkan dengan berbagai lingkungan yang bisa dibilang baru. Salah satunya adalah lingkungan yang ramai dengan data. Dengan banyaknya data yang dihasilkan pada masa kini, organisasi bisa kesulitan dalam mendapatkan aneka insight yang tepat — sewajarnya diperlukan organisasi dalam menentukan berbagai langkah yang tepat — sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian. AWS pun mengeklaim bisa membantu organisasi melakukan navigasi berbagai lingkungan baru tersebut untuk mencapai tujuannya. AWS misalnya bisa membantu organisasi memanfaatkan data untuk mendapatkan insight yang tepat.
Salah satu konsumen AWS yang berhasil memanfaatkan aneka data untuk mendapatkan berbagai insight yang tepat adalah ENGIE. ENGIE merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang energi. ENGIE antara lain menyuplai listrik ke banyak negara. Namun, ENGIE berfokus pada green energy sejalan dengan pemanasan global yang perlu segera diatasi. ENGIE mengeklaim pula bertujuan untuk mengakselerasi transisi ke ekonomi yang carbon neutral. ENGIE melakukan transisi energi yang dimaksud dengan bantuan berbagai insight yang diperoleh dari aneka data. ENGIE misalnya memanfaatkan data untuk mendapatkan prakiraan sehubungan level produksi dari sumber energi terbarukan dan juga untuk mengoptimasinya. Pasalnya, sumber energi terbarukan seperti sinar matahari dan angin tidak selalu tersedia.
"Kita butuh energi untuk menjadi terjangkau, mudah diakses, aman, tetapi di atas segalanya, kita butuh energi untuk menjadi hijau. Di ENGIE tujuan kami adalah untuk mengakselerasi transisi menuju ekonomi yang carbon neutral. Kami kemungkinkan adalah perusahaan energi global pertama yang telah memulai perjalanan ini pada tahun 2015. Hal itu menandai bab penting dalam buku sejarah 180 tahun kami," sebut Biljana Kaitovic (EVP, Digital & IT dan Group CIO, ENGIE). "Jadi mengapa saya memberitahu Anda semua hal ini? Dan mengapa di sini di panggung AWS? Itu adalah karena data dan digital memainkan suatu peran kunci dalam transisi energi ini," tambahnya.
Seperti AWS re:Invent sebelumnya, AWS juga menekankan senantiasa mendengarkan para konsumennya. Seperti AWS re:Invent yang lampau pula, AWS mengungkapkan berbagai produk/layanan dan kapabilitas baru. AWS mengeklaim sebagian besar dari produk/layanan dan kapabilitas baru tersebut berdasarkan masukan dari para konsumennya itu. Aneka produk/layanan dan kapabilitas baru yang diungkapkan pada AWS re:Invent 2022 tentunya makin bisa membantu organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam menghadapi ketidakpastian.
Lima di antara produk/layanan dan kapabilitas baru yang diungkapkan AWS pada AWS re:Invent 2022 adalah Amazon Aurora zero-ETL integration with Amazon Redshift, Amazon Security Lake, instance Inf2 untuk Amazon EC2, AWS SimSpace Weaver, dan AWS Supply Chain. Ketersediaan kelima produk/layanan dan kapabilitas baru tersebut sendiri saat diungkapkan Adam Selipsky tidak sama; ada yang yang masih merupakan preview dan yang sudah tersedia secara umum.