Serat Optik menjadi alat penghantar informasi yang ada di dalam kabel yang membuat data yang ada di dalamnya dapat bergerak dengan kecepatan cahaya dan membuat koneksi jadi bebas hambatan.
Selain membuat komunikasi dan pembelajaran jarak jauh menjadi lebih lancar, koneksi cepat dan stabil dari kabel bawah laut dapat membuat orang dari seluruh dunia dapat mengakses informasi dengan cepat bahkan di tempat terpencil sekalipun.
Dengan pemanfaatan kabel optik dan penggunaannya yang semakin luas, diharapkan juga dapat memperkuat perkekonomian digital di tanah air.
Laporan Analysys Mason 2022
Pada akhir tahun 2021, Indonesia telah terhubung ke 20 sistem kabel bawah laut internasional secara bersamaan.
Google berinvestasi pada sistem kabel Indigo-West pada tahun 2019, disusul investasi pada dua sistem kabel Echo dan Apricot:
- Indigo-West (2019) – kapasitas 36Tbit/s, sistem kabel terbuka yang menghubungkan Indonesia, Singapura dan Australia
- Echo (2023) – Sistem kabel Trans-Pasifik yang menghubungkan Indonesia, Singapura dan Amerika Serikat; merupakan hubungan langsung pertama antara Indonesia dan Amerika Serikat
- Apricot (2024) – Sistem kabel Pan-Asia yang menghubungkan Indonesia, Singapura, Filipina, Jepang, Taiwan, dan Guam.
Investasi dalam infrastruktur jaringan akan mendorong keamanan, keandalan, dan peningkatan kinerja dalam layanan cloud.
Dengan demikian, Google Cloud dan kabel bawah laut berkontribusi pada fondasi ekonomi digital Indonesia sekaligus meningkatkan aksesibilitas perdagangan berbasis teknologi di Indonesia.
Baca Juga: CEO Google: Kami Ingin Memperdalam Kemitraan dengan Indonesia