Find Us On Social Media :

AWS re:Invent 2022: Data adalah Asal Mula dari Inovasi Masa Kini

By Cakrawala, Senin, 26 Desember 2022 | 17:00 WIB

Dr. Swami Sivasubramanian (VP, Data and Machine Learning, Amazon Web Services) ketika menyampaikan keynote pada AWS re:Invent 2022, akhir bulan lalu di Las Vegas, Amerika Serikat. AWS mengedepankan pentingnya organisasi memiliki strategi data yang kuat agar bisa memanfaatkan data untuk menghasilkan inovasi. Data sendiri diyakini sebagai asal mula dari inovasi masa kini.

Digelar secara hibrida dari 28 November sampai 2 Desember 2022 lalu di Las Vegas, Amerika Serikat; bagaimana memanfaatkan data sehingga bisa menghasilkan inovasi menjadi salah satu fokus AWS (Amazon Web Services) pada AWS re:Invent 2022. Hal-hal yang dikedepankan AWS antara lain adalah pentingnya organisasi untuk memiliki strategi data yang kuat dan pentingnya organisasi untuk memakai aneka produk/layanan sehubungan data yang tepat. AWS pun menegaskan bahwa sebagai penyedia layanan cloud terbaik dirinya bisa membantu organisasi akan hal-hal tersebut. Adapun pentingnya berinovasi bagi organisasi pada masa kini, seperti yang disampaikan di sini dan di sini, terlihat dari aneka inovasi yang dilakukan sejumlah organisasi pada masa pandemi COVID-19.

AWS mengeklaim; berdasarkan pengalamannya bekerja sama dengan berbagai merek terbesar di dunia; dengan strategi data yang komprehensif dari ujung ke ujung, merek-merek terbesar di dunia bisa mentransformasi data mereka menjadi insight untuk bisnis setiap harinya. Insight tentunya bisa mendorong inovasi. Sementara, produk/layanan yang tepat seharusnya membuat organisasi lebih optimal dalam memenuhi/menjawab kebutuhan/keinginannya. Compute instance dari penyedia layanan cloud misalnya, bila memakai yang kurang tepat, organisasi bisa saja membayar lebih mahal dari yang seharusnya ataupun kurang bisa memberikan pengalaman yang baik bagi konsumennya pada kondisi tertentu.

“Saya sangat percaya bahwa data merupakan asal mula untuk invensi modern. Untuk memproduksi ide-ide baru dengan data kita, kita perlu untuk membangun suatu strategi data yang dinamis yang mengarahkan ke aneka pengalaman baru bagi konsumen sebagai hasil akhirnya. Dan adalah sepenuhnya sangat penting bahwa para organisasi masa kini memiliki aneka struktur dan teknologi yang tepat pada tempatnya yang membolehkan berbagai ide baru untuk terbentuk dan berkembang baik,” ujar Dr. Swami Sivasubramanian (VP, Data and Machine Learning, Amazon Web Services) ketika menyampaikan keynote pada AWS re:Invent 2022.

Salah satu organisasi yang memanfaatkan data untuk mendapatkan insight dan mendorong inovasi adalah AstraZeneca. Organisasi yang dikedepankan sebagai konsumen AWS pada AWS re:Invent 2022 ini makin populer berkat pandemi COVID-19 berhubung menawarkan vaksin COVID-19. Namun, AstraZeneca yang merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang biofarmasi tidak hanya menawarkan vaksin COVID-19, melainkan juga berbagai obat untuk aneka penyakit. AstraZeneca menyebutkan memiliki ambisi untuk mengeliminasi kanker sebagai penyebab kematian serta melindungi hidup dari pasien yang memiliki gagal jantung atau penyakit paru dengan memanfaatkan data plus AI (artificial intelligence)/ML (machine learning).

AstraZeneca antara lain menggunakan data genomics dari banyak orang untuk mencapai ambisinya tersebut. AstraZeneca mengeklaim sesuai jadwal untuk menganalisis keseluruhan genom sampai 2 juta orang pada tahun 2026. Dengan data dari banyak orang, bila ada urutan genetis langka yang berhubungan dengan penyakit, diharapkan bisa ditemukan. Terdapat puluhan petabyte data genomics yang diproses dan AstraZeneca melakukannya dengan bantuan AWS. AstraZeneca mengatakan bahwa sekarang AstraZeneca bisa menjalankan 110 miliar tes statistik dalam waktu kurang dari 30 jam. Hasil tes ini kemudian menjadi insight untuk berbagai proyek penemuan obat yang dijalankan AstraZeneca. Selain itu, AstraZeneca sedang mengembangkan penggunaan rekam medis untuk melakukan prakiraan yang ditenagai ML. Perkakas yang dipakai pun yang dari AWS.

“Seperti yang Anda bayangkan, jumlah data yang ada telah bertumbuh secara eksponensial. Dan kami mengakselerasi, bersama dengan AWS, kecepatan dari seorang ilmuwan untuk bisa membongkar pola-pola dengan mendemokrasikan ML ke dalam organisasi menggunakan Amazon SageMaker,” kata Anna Berg Asberg (Global VP, R&D, AstraZeneca) saat menjadi salah satu pembicara tamu pada AWS re:Invent 2022.

‘Lebih dari 15 tahun kami telah memecahkan beberapa dari permasalahan data yang paling kompleks di dunia dengan inovasi-inovasi kami di media simpan, basis data, analytics, serta AI dan ML,’ jelas Dr. Swami Sivasubramanian (VP, Data and Machine Learning, Amazon Web Services) pada AWS re:Invent 2022 yang baru lalu. ‘Sejak memperkenalkan sejumlah pertama ini, kami terus meluncurkan aneka fitur dan layanan baru yang membuat mudah untuk menciptakan, menyimpan, dan bertindak terhadap data,’ papar Dr. Swami Sivasubramanian lebih lanjut.

AWS menambahkan, berdasarkan pengalamannya bekerja sama dengan aneka organisasi pada berbagai industri, AWS telah menemukan setidaknya ada tiga elemen inti dari strategi data yang kuat. Ketiga elemen inti dari strategi data yang kuat itu adalah membangun fondasi data yang future-proof didukung oleh aneka layanan data inti, menjalin jaringan ikat alias connective tissue organisasi, serta mendemokrasikan data dengan aneka perkakas dan pendidikan. AWS menekankan pula bahwa sebagai penyedia layanan cloud dengan lini produk/layanan yang terluas dan terdalam, AWS memungkinkan organisasi untuk lebih bisa memilih produk/layanan yang tepat.

Membangun Fondasi Data yang Future-proof

Membangun fondasi data yang future-proof didukung oleh aneka layanan data inti,  maksudnya adalah menggunakan produk/layanan yang tepat untuk membangun fondasi data yang arsitekturnya tidak perlu banyak diubah atau disusun ulang maupun yang menimbulkan utang teknikal ketika kebutuhan organisasi berevolusi serta volume dan jenis data berubah. AWS menyebutkan fondasi data yang future-proof sebaiknya memiliki empat elemen kunci. Keempatnya adalah memiliki akses terhadap aneka perkakas yang tepat untuk seluruh beban kerja dan jenis data sehingga organisasi bisa beradaptasi terhadap kebutuhan dan peluang yang berubah, memiliki scalability yang tinggi sehingga organisasi bisa menangani jumlah data yang terus bertumbuh, bisa menghilangkan undifferentiated heavy lifting sehingga organisasi bisa berfokus pada mendapatkan insight dari data dan bukannya menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkannya, serta memiliki tingkat keandalan dan keamanan siber alias cyber security yang terbaik sehingga organisasi bisa memproteksi data.

Menjalin Jaringan Ikat Organisasi

Sejalan dengan jaringan ikat yang berfungsi mengikat dan menyokong berbagai susunan tubuh, menjalin jaringan ikat organisasi adalah sehubungan mengintegrasikan berbagai data — data store — dan juga para departemen, tim, serta individual di organisasi tersebut. Menurut AWS, terdapat tiga elemen kunci untuk menjalin jaringan ikat terhadap seluruh bagian organisasi ini, yakni menggunakan aneka perkakas dan data yang berkualitas sehingga bisa membantu organisasi menghasilkan pertumbuhan jangka panjang, memanfaatkan data governance untuk menghubungkan berbagai tim dan data store yang terpisah sehingga organisasi bisa berkolaborasi dan bertindak akan data, serta memahami bahwa data store yang terhubung adalah sangat penting untuk keberlanjutan sehingga organisasi mendorong keterhubungan tersebut.

Mendemokrasikan Data

Mendemokrasikan data dengan berbagai perkakas dan pendidikan maksudnya lebih kepada bagaimana organisasi bisa memanfaatkan lebih banyak sumber daya manusia untuk menghasilkan inovasi yang berbasiskan data. Sumber daya manusia di sini adalah karyawan dan tenaga kerja nonkaryawan — termasuk tenaga kerja masa depan seperti siswa yang masih bersekolah. Seperti telah disebutkan, berbagai perkakas dan pendidikan menjadi kunci untuk membuat karyawan dan tenaga kerja nonkaryawan yang dimaksud bisa memanfaatkan data sehingga akhirnya menghasilkan inovasi. Khusus perkakas, AWS menegaskan bahwa diperlukan juga aneka perkakas low-code maupun no-code — disebut pula dengan LCNC (low-code no-code) oleh AWS.