Find Us On Social Media :

Prediksi Cloud 2023: Adopsi Multi dan Vertical Cloud akan Meningkat

By Wisnu Nugroho, Selasa, 3 Januari 2023 | 14:59 WIB

Ilustrasi Public Cloud

Teknologi cloud computing saat ini telah menjadi bagian penting proses bisnis perusahaan Indonesia. Survei yang dilakukan Alibaba menemukan, 77% perusahaan Indonesia saat ini telah menggunakan solusi berbasis public cloud, baik dalam bentuk SaaS, PaaS, maupun IaaS.

Lembaga riset IDC pun meyakini, trend cloud 2023 ke depan akan terus meningkat secara tajam. Hal ini tidak lepas dari tuntutan go-digital yang semakin tinggi, sehingga perusahaan mengandalkan cloud karena mempercepat time to market.

Lalu, apa saja hal-hal penting yang mengemuka dari semakin tingginya adopsi cloud? Berikut prediksi InfoKomputer berdasarkan beberapa sumber.

1. Hybrid Workplace mendorong pemanfaatan cloud

Saat ini, kondisi kerja relatif sudah mendekati normal seperti saat sebelum pandemi. Akan tetapi, gaya bekerja hybrid workplace (ketika karyawan bisa bekerja dari mana saja) sepertinya tidak akan hilang. Hal inilah yang membuat adopsi cloud, terutama Software-as-a-Service (SaaS), masih akan tumbuh dalam beberapa tahun ke depan.

Sebuah studi yang dilakukan Gartner menemukan, 80% responden saat ini menggunakan collaboration tools berbasis cloud untuk menjalankan tugasnya. Angka ini meningkat 44% dibanding periode sebelum pandemi. Ke depan, perusahaan akan semakin aktif memanfaatkan layanan SaaS seperti untuk project management, knowledge management, dan lain sebagainya.

Gartner juga menyebut, adopsi desktop-as-a-service akan mencapai US$3,2 miliar di tahun 2023 nanti. Jadi daripada menyediakan komputer untuk karyawan, perusahaan akan beralih ke virtual desktop berbasis cloud. Lagi-lagi, hal ini didorong semakin menjamurnya gaya bekerja hybrid workplace.

2. Vertical SaaS akan semakin berkembang

Bicara SaaS, salah satu trend ke depan adalah semakin banyaknya vertical SaaS, alias SaaS yang menyasar industri atau proses bisnis tertentu. Studi Fractal Software menunjukkan, nilai pasar vertical SaaS meningkat dari US$178,9 miliar di Q1 2020 menjadi US$441,4 miliar di Q3 2021.

Meski secara segmen terbatas, vertical SaaS menjadi relevan karena langsung menjawab pain point dari sebuah industri. Beberapa contoh dari vertical SaaS yang telah mendulang sukses adalah Toast (software Point-of-Sales), Procore (Construction Management Software), serta Blend (CRM untuk bank).

Ketika transformasi digital kini menjadi strategi utama pelaku bisnis di berbagai industri, vertical SaaS yang menjawab kebutuhan industri secara spesifik pun akan semakin dicari.

3. Eranya multi cloud