Find Us On Social Media :

GlobalData: Edge Computing, Kunci Bagi Adopsi Cepat Industry 4.0

By Liana Threestayanti, Selasa, 10 Januari 2023 | 11:30 WIB

Edge computing digadang-gadang akan meningkatkan pemrosesan data untuk aplikasi mission-critical dan mempercepat adopsi Industry 4.0. (Ilustrasi Edge Computing)

 

Edge computing digadang-gadang akan meningkatkan pemrosesan data untuk aplikasi mission-critical dan mempercepat adopsi Industry 4.0, menurut GlobalData.

Secara bisnis, seiring pulihnya ekonomi dari pandemi COVID-19, pendapatan pasar global internet of things (IoT) diprediksi akan melampaui angka US$1 triliun pada 2024, dengan pangsa pasar enterprise IoT mencapai 70%.

Kiran Raj, Practice Head of Disruptive Tech, GlobalData, mengatakan bahwa teknologi edge computing adalah missing link dalam IoT. “Alih-alih mengirim data ke cloud atau data center,  edge computing memroses data di tepi (edge) jaringan sehingga menjawab isu latensi dalam bisnis terkait internet dan infrastruktur jaringan yang dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah perangkat dan data,” jelasnya. 

Sementara Abhishek Paul Choudhury, Senior Disruptive Tech Analyst, GlobalData, menekankan manfaat yang dapat diraih dari edge computing ketika dipadukan dengan kemampuan artificial intelligence dan 5G.

“Ditambah dengan kemampuan artificial intelligence (AI) dan 5G, edge computing dapat memberikan cara yang efektif dan efisien untuk menganalisis data secara real-time dengan latensi jaringan yang minimum dan kegagalan server. Ini dapat membantu bisnis dengan peningkatan privasi, keamanan, skalabilitas, dan ketahanan,” papar Choudhury

Bagaimana edge computing dapat meningkatkan pemrosesan data di berbagai sektor dan memberikan hasil pada bisnis? Berikut contoh-contohnya.

Device edge

Startup teknologi asal California, Wistron AiEdge (Wistron), mengembangkan artificial intelligence of things (AIoT) dan platform manajemen armada berbasis data "ZigFleet." Solusi ini memungkinkan manajer memantau dan mengelola armada secara efisien. 

Dalam lingkup yang lebih luas, solusi ini juga dapat membantu mengurangi kecelakaan kendaraan, membimbing pengemudi yang tidak berpengalaman di wilayah baru, dan mengoptimalkan rute armada. Manfaat yang dapat diraih oleh bisnis adalah produktivitas dan profitabilitas yang optimal, sekaligus lebih ramah lingkungan, terutama dalam hal penggunaan energi dan emisi karbon.

Remote edge

Perusahaan solusi akses telekomunikasi, RAD, mengembangkan gateway internet of things industri (IIoT) “SecFlow” untuk pemantauan/monitoring jarak jauh terhadap aset end-to-end (E2E). Kemampuan edge computing SecFlow memungkinkan pemrosesan data lokal oleh aset dengan banyak sensor alih-alih menggunakan sistem kontrol terpusat. Manfaata yang diperoleh dari perangkat semacam ini adalah fleksibilitas dalam menjalankan fungsinya, pengurangan biaya peralatan dan kebutuhan ruang.

Telco/Multi-Access Edge Computing (MEC)

Dubai Integrated Economic Zones Authority (DIEZ) bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi UEA “du”, dan startup pengembang software asal AS, Derq, untuk mengembangkan solusi smart city. 

Cara kerja solusi ini adalah  mengumpulkan dan menggabungkan data dari kamera dan sensor lalu lintas IoT, kemudian mengeksekusi analitik edge secara real-time sambil mengaktifkan infrastructure perception. Tindakan ini akan memungkinkan kita menerapkan aplikasi vehicle-to-everything (V2X) atau 5G, actionable traffic atau lalu lintas yang dapat ditindaklanjuti, dan memperoleh safety insight untuk membangun organisasi dan sistem perkotaan yang efektif dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Dengan kemampuan mutakhirnya, edge computing dikembangkan untuk mendisrupsi banyak sektor di era Industry 4.0. Dapat diasumsikan bahwa teknologi ini akan membantu pengelolaan dan analisis data yang lebih baik sekaligus meningkatkan nilai atau value dari upaya (penerapan) IoT secara signifikan. Selanjutnya, akan ada lebih banyak kasus penggunaan atau use case seiring makin matangnya teknologi,” Abhishek Paul Choudhury menyimpulkan.