Jika membayar tebusan, peretas berjanji akan menghapus source code dari server mereka dan akan memberi tahu bagaimana cara mereka melakukan peretasan tersebut dan menawarkan saran untuk mencegah terjadinya peretasan serupa di masa mendatang.
“Kami tidak ingin merusak reputasi Anda atau menyebabkan gangguan ke pengguna. Satu-satunya motivasi kami adalah finansial,” tulis email itu.
Peretas mengancam Riot Games untuk membayar tebusan dalam waktu 12 jam setelah menerima email tersebut. Jika tidak, mereka bakal menyebarkan data yang dicuri itu ke publik.
Menanggapi email tebusan itu, Riot Games dalam cuitannya di Twitter mengatakan enggan membayar uang tebusan itu. “Tak perlu dikatakan, kami tidak akan membayar,” tulis Riot Games.
Sejak peretasan diketahui, Riot Games mengaku telah mengerahkan tim keamanannya dan bekerja sama dengan konsultan eksternal yang diakui secara global untuk mengevaluasi peretasan tersebut dan mengaudit seluruh sistem di Riot Games.
Riot Games juga telah memberi tahu penegak hukum dan bekerja sama secara aktif dengan mereka untuk menyelidiki dan mengetahui kelompok peretas di baliknya.
Hingga kini, pihak Riot Games belum mengomentari soal insiden peretasan ini, tetapi menegaskan mereka akan merilis laporan lengkapnya di masa mendatang.
"Kami berkomitmen untuk transparansi dan akan merilis laporan lengkap di masa mendatang yang merinci teknik peretasan, area di mana kontrol keamanan Riot gagal, dan langkah-langkah yang kami ambil untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi," tulis Riot dalam cuitannya.
Baca Juga: Ubisoft dan Riot Games Bikin Proyek Riset untuk Deteksi Konten Ofensif dalam Chat Game
Baca Juga: Daftar Game Paling Banyak Diunduh, Free Fire hingga FIFA Mobile