Find Us On Social Media :

Microsoft Ungkap Prospek Bisnis Artificial Intelligence Generatif

By Adam Rizal, Kamis, 26 Januari 2023 | 15:00 WIB

Pertumbuhan bisnis Microsoft melambat, tapi cloud masih tumbuh

Pertumbuhan ekonomi global melambat karena beberapa faktor mulai dari krisis ekonomi, pandemi covid-19, melemahnya daya beli hingga krisis geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan rantai pasok terganggu.

Hal itu membuat para investor goyah untuk mengucurkan dananya ke perusahaan besar di Indonesia.

Microsoft Corp pun meyakinkan para investornya tentang prospek artificial intelligence (AI) generatif atau kecerdasan buatan yang cerah di masa depan.

Solusi AI generatif sendiri adalah kecerdasan buatan yang bisa menghasilkan teks, gambar dan bahkan kode komputer setelah mempelajari data dalam jumlah yang sangat besar.

Microsoft dan GitHub mengembangkan AI generatif yang dapat menulis kode komputer untuk programmer seperti GitHub Copilot.

Tak heran, solusi AI generatif Microsoft mampu meraih 400.000 pelanggan dalam sebulan sejak diperkenalkan tahun lalu seperti dikutip Reuters.

Pertumbuhan pengguna GitHub Copilot menunjukkan bahwa pelanggan rela mengeluarkan uang untuk mendapatkan manfaat dari teknologi AI generatif. Saat ini pengguna AI generatif GitHub Copilot lebih dari 1 juta.

GitHub Copilot bisa membantu programmer apa yang harus mereka ketik selanjutnya dan menulis 35 sampai 40 persen kode. GitHub menyediakan biaya berlangganan untuk individu dan perusahaan untuk AI itu, mulai dari 100 dolar Amerima Serikat per tahun.

Pertumbuhan Melambat

Ilustrasi Microsoft

Microsoft baru saja merilis laporan keuangan untuk periode Oktober ke Desember 2022. Seperti yang diprediksi, pertumbuhan bisnis Microsoft melambat; bahkan paling lambat di enam tahun terakhir.

Pendapatan Microsoft di kuartal tersebut sebesar US$52,7 miliar, atau hanya naik 2% dibanding kuartal sebelumnya. Kondisi ekonomi yang tidak menentu disinyalir membuat konsumen menahan konsumsinya. Hal ini tercermin dari penurunan 17% di segmen More Personal Computing yang mencakup sistem operasi Windows, Xbox, Surface, dan Bing. 

Jika ditilik lebih lanjut, bisnis sistem operasi Windows bahkan turun 39% jika dibanding tahun lalu. Hal ini selaras dengan data Gartner yang menyebut kuartal 4 2022 menjadi kuartal paling lambat sepanjang sejarah lembaga riset tersebut menghitung industri PC. 

Akan tetapi, segmen Intelligent Cloud yang menjadi mesin pertumbuhan Microsoft sebenarnya masih tumbuh. Segmen ini (yang membawahi Azure, Windows Server, SQL Server, dan Enterprise Services), mencatatkan pencapaian US$21,51 miliar, atau naik 18% dibanding kuartal sebelumnya. Segmen Azure Services juga naik naik 31%, meski Microsoft tidak menyebut angka dollar-nya.

Lebih banyak Konsolidasi

Angka pertumbuhan bisnis cloud Microsoft sebenarnya juga menyimpan indikasi tersendiri. Pasalnya, angka 18% ini turun dibandingkan kuartal sebelumnya, yang bisa mencapai 26-46%.

Microsoft memprediksi, angka pertumbuhan cloud di awal tahun 2023 ini juga masih masih akan melambat. Di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang, perusahaan akan semakin hati-hati dalam mengkonsumsi layanan cloud. “Pelanggan akan melakukan penghematan dengan melakukan optimasi workload cloud yang sudah ada, dan mereka juga akan lebih berhati-hati dalam menambah workload baru,” ungkap Satya Nadella (CEO Microsoft).

Akan tetapi, konsolidasi dan efisiensi ini diprediksi hanya akan terjadi di paruh pertama 2023. Setelah itu, pelanggan korporasi Microsoft diprediksi akan kembali meningkatkan konsumsi cloud-nya untuk mengantisipasi kebutuhan infrastruktur digital yang selalu meningkat. 

Apalagi, Microsoft saat ini memiliki keuntungan tersendiri, yaitu di sektor Artificial Intelligence. Kedekatan hubungan Microsoft dan OpenAI (pembuat ChatGPT) akan menempatkan Microsoft pada posisi yang strategis. Microsoft secara bertahap telah mengintegrasikan teknologi ChatGPT dan GPT-3 ke seluruh lini produknya, yang tentunya memberikan daya tarik tersendiri bagi pelanggan.

“Gelombang inovasi baru telah lahir [melalui AI], dan Microsoft Cloud menjadi bagian penting yang mengubah AI model menjadi platform baru,” ungkap Nadella. “Kami berkomitmen untuk membantu pelanggan melalui platform dan tools yang tepat, sehingga dapat berinovasi di era AI yang akan segera terwujud,” tambah Nadella.