Find Us On Social Media :

ChatGPT Lulus Ujian Sekolah Hukum, Kuasai Aturan Ilmu Hukum Dasar

By Adam Rizal, Sabtu, 28 Januari 2023 | 09:30 WIB

ChatGPT ternyata bisa digunakan oleh hacker untuk membuat script jahat

Chatbot ChatGPT yang berbasis artificial intelligence (AI) cukup menyedot perhatian pemerhati dunia IT karena mampu membantuk manusia mengerjakan segala tugas termasuk menjawab soal ujian.

Baru-baru ini profesor hukum di University of Minnesota (AS) menjajal kebolehan chatbot AI untuk menjawab soal ujian dalam empat mata kuliah semester lalu. Hasil ChatGPT mendapat performa C+ rata-rata, di bawah manusia yang rata-rata mendapat B+.

Namun, jika ChatGPT mengerjakan semua soal kelulusan ujian hukum dan kurikulum, maka nilainya masih cukup untuk mendapatkan gelar sarjana hukum.

“ChatGPT akan menjadi mahasiswa hukum yang biasa-biasa saja," kata penulis studi utama Jonathan Choi yang berkolaborasi dengan profesor Kristin Hickman, Amy Monahan, dan Daniel Schwarcz seperti dikutip Reuters.

Profesor hukum Minnesota itu meminta ChatGPT mengikuti ujian gugatan, tunjangan karyawan, perpajakan, dan aspek hukum konstitusional. Ujian tersebut mencakup total 95 pertanyaan pilihan ganda dan 12 pertanyaan esai.

Biasanya Chatbot berhasil pada ujian esai dibandingkan pertanyaan pilihan ganda.

“Dalam menulis esai, ChatGPT menunjukkan pemahaman yang kuat tentang aturan hukum dasar dan memiliki komposisi yang solid secara konsisten,” kata para penulis.

Bantu Lulus Kedokteran

Apa Itu ChatGPT? Ini Penjelasannya.

Saat ini chatbot berbasis artificial intelligence (AI) ChatGPT sedang naik daun karena mampu membantu manusia melakukan banyak hal di dunia maya.

Baru-baru ini ChatGPT dapat membantu manusia menyelesaikan soal ujian kuliah bidang medis dan bisnis.

Tentunya, para guru dan praktisi akademik khawatir karena para mahasiswa bisa menggunakan ChatGPT untuk melakukan kecurangan pada saat ujian.

Profesor Wharton University Christian Terwiesch menjajal kebolehan GPT-3 OpenAI untuk mengikuti ujian akhir Master of Business Administration (MBA). Hasilnya, ChatGPT-3 mendapatkan nilai B atau B- jika mengikuti ujian dan dapat memberikan jawaban yang benar dan penjelasan yang sangat baik.

"GPT-3 sangat pintar menjawab manajemen operasi dasar dan pertanyaan analisis proses," ujarnya.

Sayangnya, Tewriesch mengatakan ChatGPT-3 masih belum sempurna karena masih membuat kesalahan dalam perhitungan matematis sederhana dan tidak mampu menangani pertanyaan analisis proses lanjutan.

Tak hanya ujian bisnis, chatbot ChatGPT juga dapat membantu para mahasiswa lulus ujian kedokteran United States Medical Licensing Exam (USMLE) yang merupakan ujian wajib bagi seorang dokter untuk mendapatkan lisensi medis di Amerika Serikat (AS).

"ChatGPT memiliki tingkat konsistensi dan wawasan yang tinggi dalam penjelasannya," ucap para peneliti.

Ada seorang dokter dalam klinik virtual Ansible Health telah bereksperimen dengan ChatGPT untuk menulis surat permohonan dan menyederhanakan laporan medis yang rumit sehingga pasien lebih memahami kondisinya.

Sementara itu raksasa teknologi Microsoft bahkan melakukan investasi US$10 miliar atau sekitar Rp150 triliun di OpenAI, perusahaan induk di belakang ChatGPT dan pembuat teks-ke-gambar DALL-E.

Investasi tersebut adalah peningkatan signifikan dari investasi awal US$1 miliar atau Rp15 triliun di perusahaan yang dilakukan pada 2019.

Baca Juga: Lagi Viral, Apa Itu ChatGPT dan Bagaimana Cara Menggunakannya?