Amazon juga mengembangkan layanan chatbot yang diberi nama "Lex". Layanan ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang canggih untuk memproses dan memahami bahasa manusia, dan memberikan jawaban yang akurat dan relevan. Layanan ini digunakan oleh perusahaan untuk membuat chatbot yang dapat digunakan oleh pelanggan mereka.
Opera
Layanan browser Opera juga memperkenalkan chatbot Shorten yang letaknya berada di sidebar Opera. Shorten akan memberikan ringkasan pada sebuah topik, dengan begitu bisa memudahkan pengguna mempelajari informasi yang lebih cepat dan ringkas.
Baidu
Baidu juga ikut masuk perang AI dengan memperkenalkan chatbotnya Ernie Bot atau Wenxin Yiyan dalam bahasa China.
Meta
Pendiri dan bos Meta, Mark Zuckerberg mengumumkan telah membentuk tim khusus berfokus mengembangkan teknologi AI seperti ChatGPT. Padahal sebelumnya dia dan perusahaannya begitu fokus membangun dunia Metaversenya sendiri. Tim AI ini akan dipimpin oleh Chief Product Officer (CPO) Chris Cox. Dia mengatakan tools tersebut akan kreatif dan ekspresif untuk produk Meta seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram.
Spotify
Terakhir adalah Spotify yang menyematkan AI pada produk baru bernama DJ. Layanan ini seperti saat mendengarkan radio, jadi saat musik diputar maka akan ada komentar lisan untuk trek dan artis yang disukai. Namun Spotify juga membuat penggunanya mengatur rekomendasi DJ. Saat rekomendasi tidak akurat hanya tinggal mengetuk tombol fitur maka akan beralih pada genre, artis, atau mood berbeda.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengembangkan layanan chatbot yang menggunakan kecerdasan buatan, akan semakin mudah bagi pengguna untuk berkomunikasi dengan perusahaan dan mendapatkan jawaban yang akurat dan relevan. Dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan, layanan chatbot akan terus berkembang dan menjadi semakin canggih dalam memahami bahasa manusia.