Find Us On Social Media :

UI Pakai ChatGPT untuk Tingkatkan Kompetensi Para Pustakawan

By Rafki Fachrizal, Senin, 13 Maret 2023 | 12:50 WIB

Universitas Indonesia (UI)

Sejak pertama kali meluncur pada akhir November tahun lalu, hingga kini tak sedikit yang telah menggunakan dan merasakan manfaat dari ChatGPT.

Teknologi berbasis AI (Artificial Intelligence) itu terus mendapatkan tempat di hati banyak pihak karena kemampuan yang dimilikinya.

Di tanah air, implementasi ChatGPT mulai marak digunakan di berbagai bidang. Di bidang pendidikan misalnya, yang terbaru Universitas Indonesia (UI) mengumumkan bahwa pihaknya telah memanfaatkan ChatGPT.

ChatGPT digunakan di perpustakaan UI untuk membantu meningkatkan kompetensi para pustakawan.

Selain itu, ChatGPT juga bakal dipakai untuk mengetahui kebutuhan pemustaka, sehingga perpustakaan dapat menyediakan layanan sesuai kebutuhan pemustaka.

Dikutip dari Rilis Berita di situs resmi Universitas Indonesia, Kepala UPT Perpustakaan UI Mariyah, S.Sos., M.Hum., mengatakan bahwa layanan perpustakaan sangat ditentukan oleh peran pustakawan.

Seorang pustakawan harus memiliki kompetensi dan mampu beradaptasi dengan teknologi informasi agar dapat melayani pemustaka dengan prima.

“Kompetensi pustakawan juga harus ditingkatkan seiring berjalannya waktu, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, sehingga diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan dan munculnya ChatGPT,” ujarnya.

Penggunaan ChatGPT turut dibahas dalam Webinar Nasional #1 “Enhancing Learning Experiences and Outcome through ChatGPT (Innovation on Library Services)” yang menjadi bagian dalam rangkaian acara The Crystal of Knowledge Festival 2023, pada Rabu (08/03/2023).  

Webinar tersebut pun diadakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-40 Perpustakaan UI.

Dalam webinar itu, Guru Besar dan Peneliti Blockchain, Robotic, Artificial Intelligence Networks (BRAIN) IPB University, Prof. Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng., mengungkapkan ChatGPT mempunyai beberapa kelebihan, yaitu memiliki skala pengetahuan yang luas, kemampuan beradaptasi, konsistensi, dan selalu dapat diakses kapanpun.

Bahkan, ChatGPT memiliki gaya Pustak yang sopan, dapat digunakan dengan berbagai Pustak sampai dengan Pustak informal.

“Namun di sisi lain, ChatGPT tentu memiliki kekurangan, seperti memberikan jawaban yang tidak akurat atau tidak relevan, tidak dapat memahami konteks secara menyeluruh, tidak dapat menunjukkan empati atau kepekaan sosial yang sama seperti manusia, dan tidak dapat memproses informasi yang kompleks atau abstrak dengan sama baiknya seperti manusia,” jelasnnya.