Google pun mulai mengintegrasikan chatbot bernama Bard yang berbasis artificial intelligence (AI) ke peramban ChromeOS dan akan menghadirkan pengalaman interaksi obrolan yang mirip dengan ChatGPTseperti dikutip 9to5Google dan Gizchina.
Google harus segera melakukan penggabungan Bard ke Chrome. Jika tidak maka tidak mungkin pengguna Google Chrome akan berpaling menggunakan peramban Microsoft Bing yang sudah terintegrasi dengan chabot ChatGPT.
Google juga akan meminta pengguna untuk menguji kemampuan Bard di sistem ChromeOS. Apa yang tersedia saat ini dari info experimental flag adalah eksperimen launcher untuk penelusuran percakapan dan evaluasi kelayakan pencarian sesi sebagai bagian dari launcher pencarian.
Setelah mengaktifkan experimental flag ini, ChromeOS akan menonaktifkan fungsi pencarian bawaan launcher (mencari file, aplikasi, dan jaringan). Sebaliknya, itu kemudian akan mengaktifkan chat interface Bard.
Google Bard Gagal
Sundar Pichai (CEO Google)
OpenAI dengan ChatGPT-nya sukses membangunkan perusahaan raksasa teknologi dari tidurnya. Banyak perusahaan teknologi yang menawarkan layanan serupa dengan ChatGPT termasuk Google yang memperkenalkan Bard.
Sayangnya, chatbot buatan Google itu tidak sepintar dikira karena salah menjawab soal anak kecil dalam video promosinya
. Bard salah menjawab pertanyaan soal teleskop luar angkasa NASA yang terbaru yaitu James Webb Space Telescope (JWST).
Dari tiga pertanyaan yang diajukan, dua pertanyaan pertama dijawab dengan benar. Namun pertanyaan ketiga dijawab salah. Bard menyebut JWST adalah teleskop pertama yang bisa memotret planet di luar sistem tata surya.
Padahal, foto pertama dari exoplanet ini dipotret menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory.
Tak mau menanggung malu, Google langsung menghapus pertanyaan video tersebut dan menggantinya dengan pertanyaan baru. Sayangnya, video promosi awal itu sudah tersebar luas dan terekam di media.