Perusahaan teknologi Meta tidak mau kalah dalam model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang baru-baru makin gencar usai kehadiran chatbot canggih ChatGPT yang dimiliki OpenAI.
Meta pun meluncurkan model kecerdasan buatan (AI) terbaru Segment Anything Model (SAM) yang dapat mengidentifikasi objek dalam gambar dan video.
Bahkan, SAM bisa mengidentifikasi saat dia tidak menemukan item tersebut dalam pelatihannya.
Meta juga mengumumkan fitur lain dari alat AI-nya seperti alat yang memutar video surealis dari petunjuk teks dan alat lain yang menghasilkan ilustrasi buku anak-anak dari prosa.
"Kami memprioritas penggunaan AI generatif ke dalam aplikasi Meta tahun ini," kata CEO Meta Mark Zuckerberg.
Meta memang sudah menggunakan teknologi yang mirip dengan SAM secara internal untuk aktivitas seperti menandai foto, memoderasi konten yang dilarang, dan menentukan postingan mana yang akan direkomendasikan kepada pengguna Facebook dan Instagram.
"SAM akan memperluas akses kami ke jenis teknologi tersebut. Model dan kumpulan data SAM akan tersedia untuk diunduh di bawah lisensi non-komersial," ujarnya.
Pengguna yang mengunggah gambar mereka sendiri ke prototipe yang menyertai juga harus setuju untuk menggunakannya hanya untuk tujuan penelitian.
Bagaimana Metaverse?
Metaverse
Meta baru-baru ini mengungkapkan fokus kepada pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, kreator konten dan layanan pesan. Ketiga itu menjadi fokus utama di Indonesia. Lantas, bagaimana nasib Metaverse yang digadang-gadang menjadi proyek masa depan Meta.
Country Managing Director Meta di Indonesia Pieter Lydian mengatakan pengembangan metaverse tetap menjadi prioritas bagi Meta. Metaverse merupakan proyek jangka panjang. Sedangkan pengembangan AI adalah proyek jangka pendek.