Find Us On Social Media :

Duh! Pegawai Samsung Tak Sengaja Bocorkan Data Rahasia ke ChatGPT

By Adam Rizal, Sabtu, 8 April 2023 | 09:00 WIB

Ilustrasi ChatGPT.

Saat ini chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT menjadi pilihan pengguna ketika ingin mencari informasi dan berita.

ChatGPT sukses memberikan pengalaman baru dan data informasi yang jauh lebih menyenangkan dan akurat dibanding lewat mesin pencari.

Baru-baru ini Samsung mengizinkan tim insinyur semikonduktor untuk menggunakan layanan chatbot AI termasuk ChatGPT dalam pekerjaannya. Sayangnya, para pegawai Samsung tidak sengaja membocorkan data rahasia perusahaan ke ChatGPT.

Data-data rahasia perusahaan yang dimasukkan ke ChatGPT termasuk source code untuk program baru, catatan meeting internal, serta informasi lain terkait hardware. Dalam sebulan, ada 3 insiden yang terdeteksi soal bocornya informasi perusahaan via ChatGPT.

Otomatis, informasi yang dibocorkan pegawai Samsung itu akan tersimpan di dalam sistem OpenAI dan ChatGPT akan menggunakan data pengguna untuk melatih dirinya supaya lebih cerdas.

Samsung Electronics pun telah mengirim peringatan ke semua karyawannya soal bahaya potensi kebocoran informasi rahasia perusahaan.

Akhirnya, divisi semikonduktor Samsung membuat sistem AI internal untuk digunakan para karyawan dengan ukurannya yang terbatas hanya 1024 byte seperti dilansir TechRadar.

Bakal Digantikan AI

Ilustrasi ChatGPT

Perusahaan penempatan tenaga kerja global Challenger, Gray & Christmas baru-baru ini membuat riset kecil-kecilan tentang dampak kehadiran ChatGPT kepada lapangan pekerjaan.

Perusahaan riset itu menanyakan kepada ChatGPT tentang berapa banyak pekerja yang diperkirakan akan tergantikan dengan ChatGPT. Jawabannya ada 4,8 juta pekerjaan di AS yang bakal digantikan.

Goldman Sachs memperkirakan ada 18 persen pekerjaan di seluruh dunia pada akhirnya akan digantikan teknologi AI. Apalagi, saat ini ChatGPT paling banyak digunakan untuk mendukung para pekerja di berbagai industri, membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas yang masih membutuhkan penilaian manusia.

"Saat ini, kecerdasan buatan harus dilihat sebagai alat untuk mendukung pekerja dan bukan sebagai pengganti peran mereka. Tentu saja, model bahasa prediktif dapat digunakan untuk mengotomatisasi tugas-tugas, sehingga memberikan lebih banyak waktu bagi pekerja untuk fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan pemikiran yang lebih tinggi," kata wakil presiden senior Andrew Challenger dalam sebuah pernyataan.