Pentingnya bisnis di tanah air melakukan transformasi digital tercermin setidaknya dari dua hal, yakni wabah COVID-19 yang lalu dan prediksi nilai ekonomi digital Indonesia yang besar pada masa depan. Bagi bisnis di Indonesia yang telah mulai melakukan transformasi digital atau setidaknya digitalisasi — terakselerasi oleh wabah COVID-19, mereka pun perlu untuk terus melakukan transformasi digital. Pasalnya, bila mereka tidak melakukannya, mereka akan tertinggal dan jadi makin sulit untuk bersaing. Begitu pula bagi bisnis yang belum memulai transformasi digital. Dengan berbagai peranti lunak yang ditawarkannya, Zoho bisa membantu para bisnis maupun organisasi lain di tanah air dalam bertransformasi digital. Hal itu ditekankan Zoho di Jakarta belum lama ini.
“Jadi, jika Anda melihat Indonesia secara spesifik, walau digitalisasi tentu saja adalah suatu megatren bisa saya bilang, tetapi berikut adalah sejumlah angka, ya. Jadi, pada tahun 2025, ekonomi digital di Indonesia adalah, akan menghasilkan lebih dari US$124 miliar [± Rp1.851 triliun] dalam pendapatan. Tentunya hal tersebut sebenarnya petunjuk penting akan ke mana keseluruhan industri bergerak. Apa yang para bisnis harus lakukan. Bila Anda tidak bertransformasi, Anda sesungguhnya, sebagai suatu bisnis, mereka akan tertinggal di belakang. Mereka yang melewati pandemi secara sukses adalah para bisnis yang mampu memvisualisasikan ini, Anda tahu, sangat awal dan mentransformasi diri mereka sendiri,” ujar Gibu Mathew (Vice President dan General Manager di Asia Pasifik di Zoho Corp).
Besarnya potensi ekonomi digital Indonesia juga ditegaskan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, potensi ekonomi digital Indonesia yang sebesar Rp789 triliun pada tahun 2020 diproyeksikan menjadi Rp 1.635 triliun pada tahun 2024, Rp4.067 triliun pada tahun 2029, dan Rp22.513 triliun pada tahun 2045. Zoho pun menilai besarnya potensi ekonomi digital Indonesia turut didorong oleh umur rata-rata penduduk yang muda. Menurut World Economics, estimasi terkini dari umur median penduduk Indonesia adalah 29,7 tahun. Nilai tersebut lebih muda dari median umur global yang 30,3 tahun, juga jauh lebih muda dari beberapa negara lain di Asia Tenggara.
Tak sekadar menawarkan berbagai peranti lunak, Zoho yang kini merupakan perusahaan SaaS (software as a service) — penyedia SaaS — juga akan terus mengembangkan peranti lunak dus aplikasi untuk membantu transformasi digital para bisnis dan membantu mengatasi aneka permasalahan yang dialami mereka. Berdasarkan pemantauan perusahaan berumur 26 tahun ini, para bisnis yang menggunakan Zoho One —layanan Zoho yang berisikan seluruh aplikasi Zoho — secara rata-rata menggunakan 18 sampai 20 aplikasi berbeda. Dengan kata lain, para bisnis yang menjadi konsumennya itu menghadapi beragam permasalahan dan membutuhkan aneka aplikasi untuk mengatasinya. Sekarang Zoho menawarkan lebih dari 55 aplikasi untuk para bisnis, termasuk yang di Indonesia.
Versi Gratis dan Kustomisasi
Selain itu, Zoho menyebutkan bahwa setiap aplikasinya memiliki versi gratis. Meski versi gratis yang dimaksud memiliki batasan dibandingkan yang berbayar, para bisnis bisa menggunakannya secara terus-menerus alias tanpa batasan waktu. Zoho bahkan mencontohkan bahwa ada bisnis yang menggunakan aplikasi gratisnya sehubungan e-mail yang sudah berlnsung selama bertahun-tahun. Salah satu batasan yang diterapkan Zoho pada berbagai aplikasi gratisnya adalah jumlah pengguna yang didukung. Misalnya dalam contoh e-mail tadi, versi gratis hanya mendukung sampai lima pengguna dalam suatu organisasi seperti bisnis. Aplikasi-aplikasi versi gratis yang ditawarkan Zoho tentunya bisa amat membantu UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di Indonesia dalam bertransformasi digital berhubung tak membebani dalam sisi biaya berlangganan. Berkat aneka aplikasi gratis tersebut, Zoho bisa membantu transformasi digital bisnis segala level di Indonesia.
Namun, Zoho pun menyadari bahwa beragam permasalahan yang dihadapi para bisnis tidak sepenuhnya bisa diatasi oleh aneka aplikasi default yang ditawarkan oleh Zoho. Dengan kata lain, diperlukan kustomisasi dan Zoho memastikan aneka aplikasi yang ditawarkannya bisa dilakukan kustomisasi sesuai kebutuhan para bisnis yang menggunakannya. Sejalan dengan itu, Zoho menyadari pula bahwa permasalahan yang dihadapi para bisnis di suatu negara belum tentu sama dengan yang dialami para bisnis di negara lain. Alhasil Zoho menghadirkan beberapa kantornya di sejumlah negara di dunia. Di Indonesia, Zoho secara resmi membuka kantornya di Cibubur, Bekasi awal bulan Maret lalu. Dengan kehadiran kantor lokal Zoho di Indonesia, Zoho mengeklaim lebih bisa mengetahui dan mengerti akan berbagai permasalahan yang dihadapi bisnis-bisnis lokal di tanah air sehingga bisa melakukan kustomisasi tawaran-tawarannya untuk makin bisa membantu bisnis-bisnis tersebut.