CEO Twitter Elon Musk mengungkapkan selama ini pemerintah Amerika Serikat (AS) ternyata memiliki akses penuh ke akun Twitter milik pengguna.
Sebelumnya, ia tak menyadari bahwa Pemerintah AS bisa mengakses sampai ke akun pengguna Twitter.
"Lembaga pemerintah AS memiliki akses penuh ke segala sesuatu yang terjadi di Twitter. Ini mengejutkan saya," kata Musk dalam sebuah wawancara dengan Fox News seperti dikutip Independent.
Pewawancara Tucker Carlson langsung bertanya kepada Elon Musk. "Apakah pemerintah juga mengetahui ini DM pengguna," tanya Carlson dalam potongan video tersebut.
"Ya," ujar Musk mengiyakan seperti dilansir Daily Mail.
Tentunya, pengakuan Musk itu akan menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran terkait privasi pengguna
Minta AI Ditunda
Elon Musk bersama sekelompok ahli artificial intelligence (AI) meminta pengembangan dan pelatihan model AI terbaru yang lebih canggih dibanding GPT-4 harap ditunda selama enam bulan.
Musk meminta pengembangan AI terbaru ditunda hingga ada protokol keamanan untuk AI karena produk AI terbaru berpotensi besar membahayakan keselamatan dan peradaban manusia termasuk sektor ekonomi serta disrupsi politik
Surat terbuka itu dibuat oleh lembaga non profit Future of Life Institute, dan ditandatangani oleh lebih dari 1000 orang, termasuk Musk, CEO Stability AI Emad Mostaque, peneliti DeepMind milik Alphabet, serta pakar AI Yoshua Bengio dan Stuart Russel.
"Seharusnya pengembangan sistem AI terbaru yang canggih dikembangkan setelah kita sadar dengan efek positif dan risikonya masih bisa ditolerir. Para pengembang AI juga seharusnya bekerja sama dengan pembuat kebijakan di pemerintah untuk membuat aturan tersebut," tulis Musk dalam surat tersebut seperti dilansir Reuters.
"Sistem AI dengan kecerdasan kompetitif manusia dapat menimbulkan resiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan," kata surat tersebut, dikutip dari ABC News.