Penulis: Megawaty Khie, Regional Director, Indonesia and Malaysia, Google Cloud
Sejak Google Cloud meluncurkan kemampuan AI generatif terbaru, Google menghadiri sejumlah pertemuan dengan perusahaan dan organisasi untuk membahas bagaimana mereka dapat membawa teknologi tersebut ke dalam bisnis mereka.
Berikut adalah lima kesalahpahaman yang telah Google tangani ketika terlibat dengan perusahaan untuk membantu mereka mengungkap teknologi yang tengah berkembang pesat ini.
Kesalahpahaman 1: Satu model untuk mengendalikan semuanya
Pemahaman tentang menggunakan satu model bahasa besar (LLM) atau satu jenis model AI generatif akan menggeneralisasikan semua kasus adalah mitos.
Pasar teknologi kini banyak dikendalikan oleh segelintir perusahaan. Sifat dasar AI generatif, terutama untuk perusahaan, akan menunjukkan ribuan model atau lebih.
Alasannya beragam, tetapi yang jelas bahwa beberapa model unggul dalam meringkas, ada pula yang unggul dalam kesimpulan berbentuk poin-poin, dan ada yang unggul dalam pemaparan.
Karena setiap industri atau departemen memiliki cara yang berbeda untuk mengungkapkan pengetahuan mereka, hal ini harus dipertimbangkan saat memilih model AI anda.
Kesalahpahaman 2: Lebih besar lebih baik
Model AI generatif menghabiskan banyak sumber daya komputasi. Besarnya perputaran dana yang diperlukan oleh sebuah perusahaan dalam membuat model pondasi, adalah salah satu bukti pengeluaran biaya yang tinggi.
Biaya komputasi yang berpotensi tinggi adalah salah satu alasan mengapa menggunakan model yang tepat untuk suatu pekerjaan itu sangat penting. Semakin besar modelnya, semakin banyak biaya untuk kueri.
Model perusahaan Anda tidak perlu mengetahui kata-kata dari setiap lagu Taylor Swift untuk menghasilkan ringkasan tentang target penjualan kuartal berikutnya. Konteks itu bagaikan raja, dan Anda harus selektif dalam seberapa banyak IQ yang dibutuhkan sebuah model untuk penggunaan Anda.
Kesalahpahaman 3: Hanya saya dan bot saya